BerandaNewsMetroDinilai Lecehkan Budaya, Warga Turunkan Baliho FDM

Dinilai Lecehkan Budaya, Warga Turunkan Baliho FDM

- Advertisement -spot_img

Sejumlah baliho kegiatan Festival Danau Matano (FDM) telah diturunkan oleh masyarakat kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur yang menolak item kegiatan yang akan ditampilkan pada tanggal 27 hingga 29 November mendatang.

Pasalnya, panitia FDM itu dinilai telah melecehkan budaya warga setempat seperti mencantumkan nama tarian yang tertulis pada baliho dan umbul – umbul FDM itu yakni “Nohu Bangka (Tangkap Ikan)” sementara penulisan yang sebenarnya adalah “Nohu Bangka (Tumbuk Padi)”.

Kordinator aksi Musran mengaku tidak menerima pelecehan budaya tersebut. Terkait pelecehan itu, dirinya bersama – sama dengan warga setempat telah menurunkan seluruh baliho yang ada.

Selain itu, baliho yang ada diluar wilayah kecamatan Nuha juga rencananya akan diturunkan.

Musran menegaskan, Pemerintah Daerah (Pemda) dan Event Organizer (EO) harus meminta maaf kepada media selama satu Minggu dan wajib mendatangi dewan adat di pesisir Matano untuk menyampaikan permohonan maaf.

“”Nohu Bangka” itu dibuat dalam tarian beralunan musik yang artinya tumbuk padi, sementara pada baliho tertulis Nohu Bangka (tangkap ikan). Ada juga tarian Monsando artinya (main dukun) sementara penulisan sebenarnya adalah Monsado artinya (tari perang), ini yang kami tidak terima,” ungkapnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Luwu Timur, Irman Yasin Limpo mengatakan, jika ada yang salah secara tehnis harus dibenarkan dengan cara yang baik. “Saya kira kalau ada salah tehnis harus dibenarkan tapi dengan cara yang baik,” ungkapnya.

spot_img
REKOMENDASI
Related News