Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Benteng dan Sumur Tua, Potensi Wisata Toraja Yang Belum Dilirik
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
News

Wisuda XXXII Poliwako, Bupati Dorong Lulusan Siap Bersaing dan Berkontribusi

News

Pemkab Luwu Timur Dukung Renovasi Gereja POUK Wasuponda

Ekonomi

BUMD Luwu Timur Perluas Portofolio, Kini Rambah Infrastruktur Maritim

News

Puskesmas Bantilang Hadirkan Pelayanan Kesehatan Bergerak, Dekatkan Dokter ke Masyarakat Terpencil

News

APBD Lutim 2025 Disepakati, Anggaran Kesehatan dan Beasiswa Mahasiswa Naik

News

Kunjungan LPH LPPOM Sulsel, Perkuat Sinergi Tingkatkan Produk Halal di Lutim

News

Pemkab Lutim Dukung Sidang TKPSDA, Bahas Isu Banjir dan Dampak Lingkungan

News

HUT TNI Jadi Momentum Bangun Kesadaran Kebersihan Lingkungan di Wotu

Beranda » Berita » Benteng dan Sumur Tua, Potensi Wisata Toraja Yang Belum Dilirik
Info Anda

Benteng dan Sumur Tua, Potensi Wisata Toraja Yang Belum Dilirik

Redaksi
Redaksi 2 Oktober 2012
Share
SHARE

Kabupaten Tana Toraja sebenarnya menyimpan begitu banyak potensi wisata. Bukan hanya wisata budaya, seperti yang sudah terkenal  selama ini, akan tetapi ada juga potensi wisata landscape, agrowisata, wisata rohani, dan wisata sejarah.

Untuk potensi wisata sejarah maka, selain benteng peninggalan perang nasional yang sudah dikenal seperti Benteng Pongtiku, terdapat juga benteng-benteng pertahanan yang dibangun oleh suku Toraja zaman dahulu kala untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng itu dibangun saat terjadinya perang suku, maupun perang melawan tentara kerajaan Bone maupun Enrekang.

Untuk menelusuri keberadaan benteng-benteng tersebut, Elis Mangesa, reporter luwuraya.com, mengunjungi dua lokasi yang masih terdapat sisa-sisa bangunan benteng. Dua lokasi ini, masing-masing di objek wisata Tengan, tepatnya  di bawah bukit Kandora kecamatan Mengkendek dan Benteng Pertahanan Silanan yang bernama Tangdi Rompo di puncak bukit batu Silanan, kecamatan Gandang Batu Silanan, Jumat (27/1/12) siang tadi.

Dari sisi struktur bangunan, kedua benteng  tersebut memiliki kemiripan, yakni terbuat dari batu-batu gunung yang asli dan  disusun rapi mengikuti kemiringan lereng yang terdapat juga beberapa lubang di sisi benteng, yang diperkirakan digunakan untuk mengintai keberadaan musuh dan bisa juga digunakan untuk mulut  senjata meriam. Dari kejauhan pun, sisa-sisa benteng terlihat seperti benteng raksasa di Cina, yang bentuknya juga berkelok-kelok mengikuti kemiringan lereng.

BACA JUGA:

Peringati Hardiknas, Empat Kelas Jauh Naik Status Sekolah Defenitif

Cuma bedanya, lebar susunan batu di benteng Tangdi Rompo Silanan dan Tengan  tidak terlalu lebar, hanya sekitar satu hingga 1,5 meter, dan di  bagian depan benteng terdapat pintu gerbang, yang juga terbuat dari batu gunung, dengan pintu yang tidak terlalu lebar, juga tidak terlalu tinggi.

Kepala Lembang Silanan, Marthen Galigo menceritakan bahwa benteng-benteng ini digunakan masyarakat Silanan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, baik saat perang antar suku di Toraja maupun perang-perang melawan infiltrasi pasukan dari luar Toraja. Usia benteng Tangdi Rompo Silanan, diperkirakan mencapai ratusan tahun.

“Memang kita belum bisa pastikan berapa usia sebenarnya benteng batu ini, tetapi kalau dihitung berdasarkan silsilah dan turunan yang ada di Silanan ini, usia benteng ini sudah ratusan tahun,” kata Marthen.

Beda dengan situs benteng Tengan di Kandora yang sudah memiliki akses jalan masuk, benteng Tangdi Rompo Silanan belum memiliki akses untuk itu. Apalagi lokasi benteng ini berada di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut.

Kalau pun ada, hanya jalan setapak yang dibuat oleh pendudukan setempat, maupun para pecinta alam yang ingin berkemah atau melakukan aktivitas mendaki gunung di tempat itu.

“Inilah yang menjadi masalah kita, sebab sampai saat ini belum ada akses jalan menuju ke benteng ini. Padahal sudah banyak orang yang mengunjungi tempat ini,” sesal pensiunan TNI yang sudah menjabat Kepala Lembang Silanan selama sepuluh tahun ini atau dua periode berturut-turut.

Padahal, menurut Marthen, selain wisata benteng ini, Silanan memiliki puluhan daya tarik wisata yang bisa menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Dari atas bukit dimana terdapat benteng Tangdi Rompo ini, pemandangan alam dari segala sisi memang sangat menarik.

Konon juga, jika suasana lagi cerah, daerah Pinrang, Sidrap, sampai kota Pare-Pare bisa dilihat dari tempat ini. Selain situs perkampungan tua Silanan dan benteng Tangdi Rompo, Silanan juga masih menyimpan beberapa daya tarik wisata lain, seperti sumur tua (biasa disebut sumur adat oleh warga setempat).

Sumur yang terletak di dekat Simbuang (menhir) dan tempat pelaksanaan upacara adat ini, usianya diperkirakan sama dengan usia perkampungan adat tua Silanan.

Menurut literatur, Silanan mulai dihuni oleh manusia diperkirakan sekitar 947 tahun yang lalu. “Ini sudah melalui penelitian arkeolog yang berasal dari Kanada dan Jerman. Hasil penelitian itu mereka sampaikan kepada kami beberapa waktu lalu,” jelas Ambe’ Rante, warga tongkonan Silanan.

Sumur adat ini, kata Ambe’ Rante, tidak pernah kering meskipun wilayah Toraja dan sekitarnya dilanda musim kemarau panjang. Saat ditengok wartawan kemarin, sumur yang berada di tengah-tengah perkebunan kopi milik warga ini, memang cukup aneh. Airnya muncul begitu saja dari dalam tanah. Di lokasi sumur ini memang sudah dipasangi pondasi oleh warga. Namun air yang berasal dari sumur ini kembali mengalir ke dalam tanah dan baru muncul atau mengalir ke luar di dekat jalan poros Silanan, sekitar 50 meter dari lokasi sumur.

“Dari dulu warga dari tongkonan sini, juga warga di sekitar ini menggunakan air dari sumur itu untuk seluruh keperluan rumah tangga,” kata Ambe’ Rante.

Ditanya, apakah sumur ini mengandung unsur magis untuk menyembuhkan penyakit atau ada hal lainnya? Ambe’ Rante hanya menyambutnya dengan senyum.

“Tidak, setahu saya tidak ada seperti itu. Hanya airnya saja yang tidak mengandung kapur dan tidak berwarna sehingga sangat layak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan bahkan saat ini air sumur tersebut sudah banyak datang di ambil orang dari Kota untuk di jadikan kebutuhan untuk minum apalagi kalau saat musim kemarau.(lis/ar)

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

CITIZEN REPORT | Jalan Desa Rusak, Ratusan Warga Terisolir

INFO ANDA | Gegara Cincin Batu Akik, Pria Ini Rela Jari Manisnya Disuntik

Kadis Koperindag Lutra Meninggal Dunia

Surat Pindah Diminta, Coret Merah Diterima

Sejarah Tana Luwu

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Media Untuk Penguatan Suara Masyarakat Adat
Next Article Eksotisme Panorama Danau Matano
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?