Ratusan hektar padi sawah di Kecamatan Bua, yang di tanam beberapa pekan lalu terancam gagal panen. Hal ini diakibatkan bencana kekeringan yang berkepanjangan sejak beberapa bulan terakhir.
Ancaman gagal panen ini mulai diresahkan petani, pasalnya persediaan air yang mengairi sawah semakin menurun bahkan beberapa petak sawah lainnya sudah kering, bpabila kemarau berlanjut hingga satu bulan kedepan, maka petani di Bua akan mengalami kerugian cukup besar.
“Kalau sampai satu bulan kedepan tidak ada hujan maka padi yang ditanam bisa layu atau mati,” ujar Akbar, petani di Desa Tanarigella pada luwuraya.com, Selasa (2/10/12).
Para petani yang telah menanami padi sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menanami sawah, bahkan sebagian petani dengan terpaksa menggunakan pompa air untuk mengairi sawah mereka dengan cara swadaya dan bergiliran.
“Untuk mengantisipasi kami gunakan pompa air secara bergiliran karena persawahan disini tidak memiliki irigasi, hanya tadah hujan,”ujarnya.
Menurutnya, pompa air yang digunakan tersebut belum mencukupi untuk mengairi sawah, apalagi hanya dilakukan secara swadaya dan sewa.
“Kalau yang berada di dekat sungai bisa tertolong dengan pompa air, untuk itu kami hanya bisa berharap agar hujan segera turun supaya padi yang kering, bisa kembali teraliri air,” harapnya.
Kepala Dinas pertanian Hortikultura dan peternakan kabupaten Luwu yang dihubungi via seluler belum bisa memberikan keterangan terkait hal tersebut, pasalnya dia mengaku saat ini sedang berada di Kabupaten Jember, Jawa Timur. (b)
Amran Amir