Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi, berpesan kepada seluruh Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) untuk selalu menggunakan filosofi lilin, yakni rela hancur demi menerangi kegelapan. Pesan ini disampaikannya ketika membuka acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian di Aula Hotel Remaja Indah Masamba, Senin (22/4/13).
Pesan Arjuna, sapaan akrab Arifin Junaidi itu, dimaksudkan agar pada PPL harus rela berkeringat, rela kulitnya dihantam sinar matahari, dan rela hitam demi sebuah ambisi besar yakni mensejahterakan para petani di Luwu Utara.
“Jadilah seperti lilin, rela hancur demi menerangi kegelapan. Saya mau PPL seperti itu. PPL tidak usah malu kulitnya menjadi hitam karena disitulah letak keunggulan profesi penyuluh ini. Biar kulit hitam, yang penting petani kita bisa sejahtera,” kata Arjuna.
Profesi penyuluh ini, lanjut Arjuna, sangatlah mulia. Hal itu disebabkan karena profesi ini mempunyai cita-cita etis kemasyarakatan, yakni mensejahterakan petani.
“Itulah sebabnya, PPL harus berdiri paling depan sebagai agen perubahan dan lokomotif di bidang pertanian. Kalian adalah pahlawan pembangunan. Kesejahteraan masyarakat ada di pundak kalian,” pesan Arjuna.
Sebelumnya, Ketua panitia Kegiatan, Safaruddin SP., MP, dalam laporannya mengatakan, pelatihan ini melibatkan seluruh penyuluh yang terdiri dari 40 penyuluh ahli dan 40 penyuluh terampil, termasuk di dalamnya adalah para Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP). “Sebanyak 80 peserta dalam latihan ini, yang terdiri dari penyuluh ahli, penyuluh terampil dan THL-TBPP, dan akan dilaksanakan selama tiga hari,” ungkap Safar. (CR/b)
Lukman Hamarong