Di saat PNS lain menikmati cuti lebarannya, beberapa PNS pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) BKP3 Luwu Utara justru sibuk melakukan identifikasi dan wawancara terhadap nominator calon penerima Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2013. PNS ini bertugas menyiapkan materi kelengkapan dan syarat yang dibutuhkan dalam penilaian penghargaan di bidang ketahanan pangan tersebut di dua kecamatan, yakni Sabbang dan Tana Lili.
Dari informasi yang dihimpun media ini, Luwu Utara mengajukan dua kategori penerima penghargaan APN 2013, masing-masing kategori Pemuda Pelopor Bidang Ketahanan Pangan yang diwakili Alauddin Sukri, dan Penyuluh Pendamping untuk Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan, khususnya kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang diwakili Made Sudana.
Dalam kunjungan tim BKP3 di kedua kecamatan tersebut, Alauddin Sukri, pemuda pelopor di Kelurahan Marobo, Kecamatan Sabbang, dan Made Sudana, Penyuluh Pendamping kegiatan KRPL di Desa Bunga Pati, Kecamatan Tana Lili, menyatakan kesiapannya memberikan yang terbaik pada ajang penghargaan APN.
“Alhamdulillah, mereka sudah mampu dan fokus dalam usaha taninya masing-masing, setelah sebelumnya sangat memprihatinkan. Mereka sudah mampu menerapkan beberapa teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas tanaman padinya. Intinya mereka sudah giat melaksanakan sistem pertanian yang baik yang kita anjurkan,” jelas Alauddin ketika kami wawancarai di lokasi sentra agribisnis tanaman hortikultura di Kelurahan Marobo, Senin kemarin.
Di tempat terpisah, nominator APN lainnya, Made Sudana, sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan serius guna mewujudkan ambisi menjadi yang terbaik untuk kategori penyuluh pendamping kegiatan pemanfaatan pekarangan.
Hal ini tampak ketika kami mengunjungi lokasi kegiatan KRPL yang dia bina di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sika Mali Desa Bunga Pati Kecamatan Tana Lili. Tampak kebun benih yang dikelola ibu-ibu KWT penuh warna dengan aneka macam tanaman sayur-sayuran dan tanaman pangan lainnya yang dibudidayakan melalui sistem pertanian organik, tanpa menggunakan zat kimia berbahaya.
“Alhamdulillah, melihat antusiasme ibu-ibu KWT dalam mendukung kegiatan pemanfaatan pekarangan melalui KRPL ini, maka saya yakin kami bisa menjadi yang terbaik pada APN nantinya. Dan itu dibuktikan oleh masyarakat kami di sini, di mana setiap rumah nampak kegiatan pemanfaatan pekarangan. Ini berkat kemauan dan kerja keras serta kerja cerdas mereka. Dan saya pun menghimbau kepada mereka agar kegiatan ini berkelanjutan alias sustainable.” pungkas Made.
Lukman Hamarong





