Masyarakat yang bermukim di wilayah pegunungan, di dua kecamatan terpencil di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), yaitu Kecamatan Limbong dan Seko kembali harus bersabar. Pasalnya rencana pembangunan akses jalan ke kecamatan terisolir tersebut harus tertunda pengerjaannya pada tahun ini.
Rencana pembangunan infrastruktur jalan rabat beton yang telah dianggarkan oleh Pemerintah provensi Sulsel 2013 sekitar Rp 16 miliar itu, merupakan janji dari Pemprov yang diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel, Agus Arifin Nu’man saat lakukan kunjungan kerja di Kecamatan Limbong, Minggu, 22 April 2012 lalu bersama Bupati Lutra, dan beberapa Kadis di Pemprov Sulsel.
Namun, patut disayangkan anggaran yang telah disiapkan untuk pembangunan jalan Rp 7 miliar untuk rabat beton akses jalan Sabbang- Limbong, dan Rp 3 miliar untuk pembangunan jembatan, Sabbang- Limbong- Seko tembus Sulawesi Barat tersebut terpaksa terpending pelaksanaannya di tahun 2013 ini.
Tentunya pembatalan pelaksanaan proyek pembangunan jalan rabat beton itu jelas membuat kecewa masyarakat di dua kecamatan yang terbilang terisolir itu.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua I DPRD Lutra, Karemuddin yang mengatakan dengan terpendingnya pelaksanaan pengerjaan proyek infrastruktur jalan ke kecamatan yang berada di wilayah pegunungan di Lutra itu jelas selain membuat kecewa juga merugikan masyarakat setempat.
“Tertundanya pelaksanaan program Pemprov Sulsel 2013, yaitu perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Lutra. Salah satu bukti betapa lemahnya Pemkab Lutra dalam mengawal terealisasinya program-program dari pemerintah provinsi dan pusat,” kata Karemuddin, Jumat (23/8/13).
Menurutnya jika Pemkab Lutra serius dan memperhatikan keinginan dan kepentingan rakyatnya, pasti proyek itu akan terlaksana pekerjaanya di tahun ini. Sehingga penantian masyarakat yang sejak lama merindukan baiknya infrastruktur jalan ke wilayah mereka, bisa terobati.
“Intinya bila Pemkab melakukan pengawalan program itu di provinsi, maka pasti pembangunan akses jalan Limbong-Seko itu terealisasi tahun ini. Namun nyatanya harus tertunda,” ujarnya.
Arief Abadi