Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma pun angkat bicara soal pemadaman listrik yang kerap dialami oleh masyarakat di Luwu Timur. Dia mendesak kepada PT PLN untuk bekerja professional dan tidak lepas tangan dengan menyalahkan kondisi cuaca.
Hatta mengatakan, akibat padamnya listrik yang berulang kali terjadi sejak sepekan terakhir, membuat perputaran ekonomi masyarakat di daerah itu ikut terganggu. Pasalnya, pengusaha yang sehari-harinya bergantung pada pasokan listrik, harus mogok kerja sehingga mengakibatkan kerugian.
“Sangat wajar masyarakat kecewa dengan kondisi listrik di daerah ini yang selalu saja padam dengan alasan kondisi cuaca. Sebagai Pihak yang bertanggung jawab, sudah saatnya PLN professional dalam bekerja, bukan menyalahkan cuaca,” ungkap Hatta.
Dia pun mengatakan, tidak hanya rumah warga, rumah jabatan Bupati Luwu Timur pun juga ikut terkena dampak akibat pemadaman listrik ini.
“Jangankan di rumah-rumah warga, di rumah jabatan Bupati saja dampak pemadaman listrik sangat terasa, walaupun ada genset namun tidak dapat berfungsi maksimal karena listrik padam selama 24 jam sehari,” ungkap Hatta.
Sementara itu, Kepala PLN Ranting Malili, Suhardi, mengatakan jika kerapnya pemadaman terjadi di Kabupaten Luwu Timur ini dikarenakan kondisi cuaca yang tergolong unik. Menurutnya, keunikan cuaca ini dikarenakan adanya petir walaupun tidak ada hujan sehingga mengakibatkan putusnya jaringan listrik.
“Padamnya listrik dikarenakan kondisi cuaca. Uniknya petir ada walau tidak ada hujan,” ungkap Suhardi.
Selain itu katanya, suplai aliran listrik dari Pembangit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karebbe pun juga ikut terganggu dengan adanya petir dan ditambah tumbangnya sejumlah pepohonan yang terletak di areal pegunungan.
“Bukan cuma jaringan saja, PLTA Karebbe pun ikut terganggu apa lagi kalau pohon sekitar pengunungan tumbang dengan medan yang cukup berat, hal demikianlah yang menyebabkan padamnya listrik,” ungkap Suhardi.