Raha Terisoa atau balai pertemuan tokoh-tokoh adat suku Karunsi’e resmi difungsikan. Peresmian papan nama balai adat ini bertepatan dengan kegiatan temu karya adat budaya karunsie dilakukan kepala Suku atau Mohola To Karunsi’e, Bally Pombuh disaksikan Bupati Luwu Timur, H Andi Hatta Marakarma dan Sri Paduka Datu Luwu, Opu Andi Maradang Makkulau didampingi Cenning Luwu dan ratusan warga adat Karunsi’e, Kamis (23/10).
Mohola To Karunsi’e, Bally Pombuh mengaku bersyukur peresmian raha terisoa ini selesai dikerjakan. Ia mengatakan pembangunan balai ini berlangsung selama tiga bulan lamanya dan sebagian besar swadaya masyarakat.
“Ke depan, selain balai ini juga akan dibangun workshop bagi pemuda karunsie sebagai generasi pelanjut untuk mengajarkan kembali budaya adat karunsie agar tidak hilang ditelan zaman,” jelasnya.
Sebagai bagian dari kedatuan Luwu, lanjut Bally, suku adat Karunsi’e merasa sangat berbangga hati karena peresmian raha terisoa ini dapat dihadiri Sri Paduka Datu Luwu.
Sri Paduka Datu Luwu, Opu Andi Maradang Makkulau melalui Opu Maddika Bua mengatakan tujuan kehadiran Sri Paduka Datu Luwu ditempat ini bertujuan untuk membangun dan merekatkan kembali ikatan batin atau maseddi siri dengan seluruh jajaran kedatuan luwu dan masyarakat adat karunsi’e.
“Ibarat bulir-bulir mutiara yang telah terputus ikatannya, kemudian disatukan kembali. Itulah makna kehadiran Datu Luwu,” katanya.
Bupati Luwu Timur, H Andi Hatta Marakarma mengatakan pemerintah sangat peduli terhadap pengembangan adat dan budaya sebab banyak mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal yang patut dikembangkan.
Hatta juga berharap temu karya adat budaya karunsi’e ini dapat menjadi sebuah langkah strategis bagi pemerintah dan para pelaku budaya untuk merumuskan berbagai hal dan gagasan-gagasan untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai kebudayaan lokal.