Pihak Bulog Sub Divisi Regional (Divre) VI Kota Palopo mengklarifikasi sejumlah wacana yang menyebutkan kurangnya stok beras sebagai penyebab terjadinya kenaikan harga beras di Kota Palopo.
Melalui Kepala Sub Divre VI Bulog Palopo, Yuharis menuturkan seharusnya tidak ada alasan terjadinya harga beras saat ini, karena ketersediaaan stok beras yang mencukupi hingga delapan bulan ke depan.
“Kenaikan beras di sejumlah daerah khususnya Kota Palopo tidak seharusnya terjadi, karena pasokan beras masih melimpah. Meski Palopo saat ini belum memasuki musim panen, namun sejumlah daerah penyangga seperti Kabupaten Luwu dan Luwu Utara sudah memasuki musim panen, selain itu Perum Bulog sudah menyalurkan beras untuk Kota Palopo minggu ini, dan untuk lima kabupaten lainnya akan disalurkan pekan depan secara serentak,” ujar Yuharis.
Dia merincikan, untuk saat ini jumlah stok beras yang tersedia adalah sebanyak 10.900 tom yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama delapan bulan ke depan, di enam daerah yang ada di wilayah kerja Bulog Sub Divre VI Kota Palopo, yakni Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo sendiri.
Menurutnya, setiap bulan beras yang disalurkan Perum Bulog ke enam daerah ini adalah sebanyak 1.383 ton.
“Untuk Kota Palopo sendiri memang saat ini belum ada panen dari petani, tetapi di daerah tetangga kita, khususnya di Padang Sappa, Kabupaten Luwu, dan Bone-Bone, kabupaten Luwu Utara, ada sentra produksi yang sedang panen sekarang,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, gelombang lonjakan harga beras nasional ternyata juga dirasakan di Kota Palopo.Bahkan, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir harga beras melonjak hingga Rp2.500 perkilonya. Sejumlah pedagang berkilah, kenaikan harga beras ini karena kurangnya stok beras, dan terjadinya gagal panen petani di Kota Palopo.