Direktur RSUD Sawerigading, Nazaruddin Nawir akhirnya buka suara terkait melubernya limbah medis di rumah sakit yang dipimpinnya. Saat dikonfirmasi, dirinya membenarkan jika limbah air medis meluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di rumah sakit tersebut.
Meski begitu, dia membantah jika disebutkan melubernya air limbah itu telah mencemari lingkungan di sekitarnya. “Air limbah yang meluap itu hanya di sekitar wilayah rumah sakit saja, tidak ada yang sampi ke lingkungan masyarakat,” ujar Nazaruddin.
Menurutnya, melubernya air limbah di IPAL RSUD Sawerigading sudah sering terjadi disebabkan karena rusaknya peralatan pengelolaan limbah. “Semua peralatan rusak, seperti mesin pompa dan pipa kami sudah mengganti semua. Itu disebabkan karena peralatan yang digunakan tidak bagus,” ujar Nazaruddin.
Dia mengatakan, saat ini semua peralatan yang rusak sudah diganti. ” Pompa yang rusak sudah kami ganti dan kami siapkan satu pompa cadangan untuk menjaga apabila kerusakan kembali terjadi, sebagai tahap pencegahan agar persoalan melubernya air limbah tidak terulang kembali,” ujarnya.
Tidak hanya persoalan kualitas peralatan yang dijadikan alasan oleh Nazaruddin. Dia juga menyebutkan jika aliran listrik yang sering padam secara tiba-tiba oleh PLN juga sebagai penyebab kerusakan tersebut.
“Listrik RSUD Sawerigading terkadang padam secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak beroprasi dan tidak mampu mengalirkan limbah secara normal dan berakibat pada melubernya limbah disekitar IPAL RSUD Sawerigading,” ungkapnya.
Namun, pernyataan Nazaruddin itu tampaknya bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palopo, Ilham Taher, yang mengklaim, peralatan yang digunakan pada IPAL RSUD Sawerigading memiliki kualitas yang bagus.
“Peralatannya bagus dan sudah cukup canggih, hanya saja saya melihat tenaga yang digunakan tidak paham, sehingga terjadilah air limbah yang meliber ini,” ujar Ilham.
Bahkan, Ilham menyebutkan jika air limbah medis yang meluber itu sudah tercampur dengan air permukaan. Namun, dirinya belum bisa memastikan berapa besar potensi bahaya dan kandungan zat berbahaya yang terkandung dalam air yang meluber tersebut.
“kami belum melakukan uji laboratorium untuk memastikan kandungan zat kimia berbahaya yang terkandung dalam air limbah itu,” kata Ilham.