Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo menggelar International Conference on Social Sciences (ICEESS), di Auditorium Phinisi Sawerigading, Kampus IAIN Palopo, Selasa (10/10/17). Acara ini dbuka langsung oleh Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Masyarakat, Kementerian Agama RI, Muhammad Zain.
Ratusan peserta perwakilan dari lima Negara hadir dan turut serta dalam seminar internasional tersebut. Kelima Negara itu yakni Australia, Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, dan Indonesia.
Rektor IAIN Palopo, Abdul Pirol mengatakan seminar internasional tersebut merupakan forum pertemuan bagi peneliti, dosen, guru dan mahasiswa untuk menyebarluaskan keahlian dan untuk terlibat dengan komunitas akademis dari berbagai negara, yakni dengan bertukar dan berbagi gagasan, pengalaman, praktik terbaik, dan temuan penelitian mereka tentang sains sosial.
“Ini adalah forum akademis yang mengintegrasikan dan membahas inovasi serta tren baru dalam sains sosial yang dapat berkontribusi pada perkembangan peradaban dunia,” ujar Pirol.
Untuk Palopo dan Luwu Raya, Pirol berharap dengan diadakan ICEESS akan menjadikan motivasi bagi IAIN Palopo menjadi pusat study ilmu pengetahun modern khususnya ilmu-ilmu islam. ICEESS sendiri akan digelar selama dua hari yakni pada tanggal 10-12 Oktober 2017.
Sementara itu, Muhammad Zain dalam sambutannya mengingatkan bagaimana kejayaan Islam dimasa lalu tumbuh karena sains.
“Banyak ilmuan-ilmuan muslim yang menemukan hal-hal penting yang hingga kini masih menjadi acuan dalam perumusan ilmu pengetahuan modern,” ujarnya.
Dia pun mencontohkan Negara Tiongkok yang mengalami loncatan pembangunan yang cukup pesat dikarenakan masyarakatnya menggunakan teknologi secara produktiv melalui kegiatan bisnis online.
Muhammad Zain pun berharap agar momentum ICEESS dapat menstimulasi kemajuan kota Palopo. Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya Diamond Y.Bravo, P.Hd ( Harvard Universty-USA), Alexandre Pelletier, P.Hd ( University Of Toronto- Canada) , Prof.DR.Muslimin Kara, M.Ag ( UIN Alauddin, Makassar ), Mahyuddin Bin Arsat, P.H.d ( University Teknologi Malaysia ) , dan Prof.Nadirsyah Hosen, P.Hd ( Monash Law School, Australia ).