PTVI (PT Vale Indonesia Tbk) mengedepankan sejumlah aspek penting untuk menjadi nilai-nilai dalam menjunjung tinggi pertambangan berkelanjutan (sustainable mining) sebagai upaya dalam memberi manfaat untuk masyarakat, lingkungan sekitar bahkan bagi bumi.
Sejak beroperasi, Vale telah mengemban visi sebagai perusahaan tambang yang peduli terhadap kelangsungan alam. Memproduksi nikel dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk dalam menciptakan energi bagi kebutuhan produksi.
PT Vale yang beroperasi di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur adalah salahsatu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang memproduksi nickel matte 75.000 ton per tahun dan menjadi pemasok 5% kebutuhan nikel dunia.
Dalam proses penambangannya, Tentu sja PT Vale melakukan sejumlah tahapan ekstraksi dalam menghasilkan nickle matte dengan menggunakan energi yang besar dan pastinya pelepasan emisi karbon pun tak luput tercipta dari sejumlah proses ini.
Tak hanya PT Vale, segala bentuk aktifitas pembakaran berbahan bakar fosil yang terus menerus dilakukan manusia akan menghasilkan Pelepasan emisi karbon dan menjadi faktor tingkat konsentrasi gas rumah kaca di bumi akan semakin tinggi.
Untuk diketahui, efek gas rumah kaca berpengaruh besar terhadap peningkatan suhu di muka bumi. Konsentrasi gas rumah kaca yang tinggi pada ruang udara bumi menyebabkan tingginya suhu pada pemukaan bumi setiap tahunnya.
Sadar akan hal itu, PT Vale tak hanya memikirkan keberlanjutan kahidupan disekitar area tambang, PT Vale bahkan turut andil dalam memikirkan keberlangsungan kehidupan di
dunia termasuk dalam upaya meminimalisir konsentrasi gas rumah kaca ke tingkat yang aman bagi keberlanjutan bumi.
Sejalan dengan peta jalan Vale Global untuk menuju karbon netral di 2050. Komitmen PT Vale dalam mengelola gas rumah kaca (GRK) dengan menekan 33% emisi karbon di 2030 dan emisi karbon di rantai pasok sebesar 15% di 2035.
Olehnya itu, Kegiatan pertambangan yang menggunakan energi dalam jumlah besar ini, PT Vale terus mencari sumber-sumber energi terbarukan untuk menjalankan pengolahan dan produksi nikel yang berkelanjutan dengan cara menggunakan sumber-sumber energi rendah-karbon yang dapat digunakan secara masif untuk menggantikan bahan bakar fosil, berinvestasi di sumber energi alternatif seperti biodiesel, dan pada teknologi canggih untuk mengembangkan solusi energi yang lebih efisien.
Beroperasi di wilayah dengan sumber air yang melimpah, PT Vale membangun dan memanfaatkan tiga Pembangkit ListriK Tenaga Air (PLTA) untuk menghasilkan nickel matte berbasis energi terbarukan sejak tahun-tahun awal Perusahaan beroperasi di Bumi Batara Guru.
Tiga PLTA ini berfungsi sebagai pamasok tenaga listrik untuk mengoperasikan furnace (tanur peleburan dan pengolahan bijih nikel) di pusat pengolahan (process plant) di Sorowako.
Diantaranya PLTA Larona Memiliki tiga unit turbin dan beroperasi sejak 1979 dengan produksi daya listrik rata-rata (continous power) sebesar 165 megawatt, adapun PLTA Balambano yang Memiliki 2 turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 110 megawatt, Dibangun pada 1995 dan beroperasi pada tahun 1999, serta PLTA Karebbe yang Memiliki 2 turbin dan telah beroperasi sejak Oktober 2011 dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 90 megawatt.
Pengoperasian PLTA ini mengurangi emisi sebesar 1.118.231 ton CO2 eq per tahun (dibanding PLTD), dan 2.292.375 ton CO2 eq per tahun (dibanding PLTU batubara).
Selain untuk menghasilkan energi listrik, dalam pemanfaatan sumber air yang melimpah ini, PT Vale mendaur ulang air untuk berbagai kegiatan, seperti pengelolaan limbah, penyiraman jalan tambang, dan untuk mendinginkan tanur-tanur di pabrik pengolahan.
Tak hanya sampai disitu, Vale juga berinvestasi di sumber energi alternatif seperti BIODIESEL, dan pada teknologi canggih untuk mengembangkan solusi energi yang lebih efisien.
Investasi teknologi pun dilakukan Vale sebagai komitmen terhadap keberlanjutan, dimana Vale bermitra dengan MSP Group dalam menghasilkan Biopalm dan memproduksi bahan bakar terbarui dan rendah polusi.
Untuk diversifikasi energi dan menjadi agen keberlanjutan global. Keputusan berinvestasi pada produksi biodiesel juga menjadi bagian dari strategi Vale
Sejak Juni 2012, pabrik biodiesel pertama Vale telah mengekstraksi minyak sawit dari buah pohon kelapa sawit Afrika yang juga ditemukan di Brazil. dimana Pada 2016 memproduksi B20—campuran 20% biodiesel dan 80% minyak diesel biasa, untuk bahan bakar lokomotif kereta api dan mesin yang digunakan di operasi Vale.
Selain itu, Inisiatif Power Shift juga diharapkan dapat berkontribusi untuk sekitar 40% rencana pengurangan jejak karbon.
Automasi dan penggunaan kecerdasan buatan, system elektrifikasi terbarukan, dan penggunaan bahan bakar alternatif untuk kegiatan penambangan.
Inisiatif Power Shift PT Vale ini adalah membatalkan Coal Conversion Project 2, meskipun proyek tersebut berkontribusi menekan beban finansial Perusahaan hingga sekitar AS$40 juta per tahun. Dengan membatalkan CCP 2, PT Vale dapat menghindari kenaikan emisi GRK sebesar rata-rata 200.000 ton CO2 eq per tahun. seta menggunakan 30% biofuel (BBN) Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan bakar kendaraan operasional.
Setelah pemanfaatan PLTA, pembatalan proyek konversi batubara dan pemanfaatan biodiesl, PT Vale masih terus mencari sumber energi terbarukan dalam menjalankan pengolahan nikel yang berkelanjutan.
PT Vale Juga mengajak agar didalam keseharian, kita bisa berkontribusi mengurangi konsentrasi gas rumah kaca ini mulai dari hal-hal sederhana, seperti hemat energi, hemat air, dan sebisa mungkin beralih ke sumber energi terbarukan untuk menopang aktivitas harian.(rif)