Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini terkait ancaman gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan (Sulsel). Peringatan ini berlaku mulai 15 hingga 17 Desember 2024.
Sejumlah wilayah perairan di Sulawesi Selatan masuk dalam karegori beresiko, termasuk perairan Teluk Bone, dan diharapkan menjadi perhatian khusus, terutama bagi nelayan dan operator kapal.
Menurut BMKG, keberadaan Bibit Siklon 93S di Samudra Hindia selatan Jawa menjadi salah satu pemicu kondisi cuaca ekstrem ini. Bibit siklon tersebut bergerak ke arah barat daya dan berkontribusi pada peningkatan angin kencang serta gelombang tinggi di sejumlah perairan Sulsel.
“Pola angin di wilayah utara Indonesia dominan dari Barat Laut ke Timur Laut dengan kecepatan mencapai 30 knot. Di sisi selatan, angin bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan serupa. Beberapa lokasi seperti Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar bagian tengah, dan Laut Banda mencatat kecepatan angin tertinggi,” kata Nurul Fitriah Hidayani A., Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere.
Wilayah Berisiko
BMKG mengidentifikasi beberapa wilayah perairan Sulsel yang berpotensi mengalami gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter. Daerah tersebut meliputi:
- Selat Makassar bagian Selatan
- Perairan Parepare
- Perairan Spermonde Pangkep
- Perairan Spermonde Makassar
- Perairan Kepulauan Selayar
- Perairan Sabalana
- Teluk Bone
- Laut Flores
- Perairan Pulau Bonerate – Kalaotoa
Langkah Antisipasi
BMKG mengimbau semua pihak yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Nelayan diingatkan agar lebih berhati-hati karena perahu kecil berisiko tinggi jika gelombang mencapai 1,25 meter, terutama dengan kecepatan angin di atas 15 knot. Sementara itu, kapal tongkang juga disarankan menghindari area berisiko ketika angin mencapai 16 knot dan gelombang setinggi 1,5 meter.
“Keselamatan menjadi prioritas utama. Kami mendorong seluruh pelaku pelayaran untuk terus memantau informasi cuaca terbaru, terutama di wilayah perairan yang terdampak,” ujar Nurul.
Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang untuk meminimalkan risiko kecelakaan selama periode cuaca ekstrem ini.