Di tengah dominasi teknologi digital, UPT SMAN 10 Luwu Timur berupaya mengembalikan budaya literasi konvensional dengan menggelar pemilihan Duta Baca.
Ajang yang berlangsung di Perpustakaan Pelita Ilmu pada Jumat (7/2/2025) ini oleh 21 siswa dari kelas X dan XI.
Kepala UPT SMAN 10 Luwu Timur, Imam Sopi’i, menyebut program ini sebagai langkah strategis dalam menghadapi menurunnya minat baca buku fisik di kalangan siswa.
“Peran Duta Baca nantinya mampu mengajak teman-temannya kembali menjadikan buku sebagai sumber utama literasi, bukan sekadar informasi instan dari internet,” ujar Imam.
Camat Tomoni Timur, Yulius, yang turut hadir dalam acara itu, mengapresiasi inisiatif sekolah. Menurutnya, meski digitalisasi tak terhindarkan, strategi literasi berbasis buku fisik tetap perlu dikembangkan.
“Banyak siswa mungkin lebih sering mengakses media sosial ketimbang membaca buku cetak. Inilah tantangan bagi kita semua untuk menciptakan inovasi agar minat baca tetap tumbuh,” kata Yulius.
Dalam sesi diskusi, Yulius juga mendorong pihak sekolah dan pengelola perpustakaan untuk lebih kreatif dalam menata ruang baca serta menghadirkan program literasi yang menarik.
“Mungkin bisa dengan Pojok Literasi atau program penghargaan bagi siswa yang aktif membaca. Literasi bukan sekadar membaca, tetapi juga memahami dan menganalisis,” tambahnya.
Duta Baca Terpilih
Dari proses seleksi yang ketat, tiga siswa akhirnya terpilih sebagai Duta Baca SMAN 10 Luwu Timur 2025:
- Made Irayanti (XI.2) – Juara 1
- I Ketut Anugrah (X.6) – Juara 2
- Komang Kasniati (XI.4) – Juara 3
Ketiga siswa ini dapat motor penggerak literasi di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Dengan hadirnya Duta Baca, SMAN 10 Luwu Timur berharap minat membaca siswa kembali tumbuh, meski di tengah derasnya arus digitalisasi.