Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menyiapkan opsi relokasi warga yang terdampak bencana longsor di Desa Minanga, Kecamatan Rongkong, ke lokasi yang relatif aman.
Wakil Bupati Luwu Utara, Jumail Mappile menginstruksikan pembuatan jalan alternatif untuk memulihkan akses serta mempertimbangkan relokasi warga ke daerah lebih aman, seperti Palandoang atau Pebulingan.
“Kami melihat langsung dampak dari longsor ini. Tanah di lokasi sangat labil, dan perbaikan jalan utama sulit dilakukan dalam waktu dekat. Jalan alternatif menjadi satu-satunya solusi saat ini,” ujarnya.
Menurut laporan ahli geologi, kondisi tanah yang tidak stabil serta tingginya curah hujan meningkatkan risiko longsor susulan. Beberapa rumah warga di Desa Minanga bahkan sudah menunjukkan retakan tanah, yang menandakan ancaman lebih besar.
Camat Rongkong, Sopian, menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta Sekretaris Desa dan Kepala Dusun untuk mendata warga yang bersedia direlokasi. Data ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengambil keputusan terkait pemindahan penduduk ke wilayah yang lebih aman.
“Ini masalah klasik di daerah pegunungan. Longsor seperti ini sering terjadi, dan kami harus memastikan keselamatan warga. Relokasi menjadi opsi yang harus dipertimbangkan dengan matang,” kata Wakil Bupati.
Bencana ini terjadi pada 6 Maret 2023, sekitar pukul 00.30 WIB, akibat hujan deras yang melanda kawasan tersebut selama beberapa pekan terakhir. Tebing setinggi sekitar 150 meter runtuh, mengisolasi Desa Minanga. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Wakil Bupati mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. “Kami meminta warga tetap berhati-hati, terutama yang rumahnya berada di dekat tebing atau yang sudah menunjukkan tanda-tanda pergerakan tanah,” pesannya.
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara berjanji akan mengupayakan solusi terbaik bagi masyarakat terdampak, baik dalam pemulihan akses jalan maupun penanganan warga yang terancam akibat kondisi geografis yang tidak stabil.