Menjelang waktu berbuka, suasana di halaman Masjid Istiqamah, Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, terasa penuh kehangatan. Aroma makanan khas berbuka mulai tercium di antara kerumunan warga yang sudah lama menanti. Anak-anak berlarian riang, sementara para orang tua berbincang sembari menatap haru ke arah jalan masuk masjid. Mereka semua menunggu kedatangan sosok yang istimewa bagi mereka—Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam.
Safari Ramadhan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang memasuki hari kesepuluh kali ini terasa berbeda. Bukan sekadar kunjungan rutin, melainkan perjalanan pulang kampung bagi seorang pemimpin yang lahir dan besar di tanah Wasuponda.
Langkah Irwan terasa ringan saat ia menyalami satu per satu warga yang sudah lama menanti. Beberapa di antara mereka tak kuasa menahan haru, bahkan ada yang memeluk erat bupati dengan mata berkaca-kaca, seolah ingin menyampaikan rasa bangga dan syukur atas keberhasilannya.
“Saya kembali ke Wasuponda ini untuk bernostalgia, karena ini adalah kampung halaman saya. Di sini saya lahir, besar, dan menjadi seperti sekarang ini. Alhamdulillah, banyak kenangan yang tak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata,” ujar Ibas, sapaan akrab Irwan dengan suara bergetar, mengenang masa kecilnya di tanah kelahiran.
Di tengah kehangatan suasana, Ibas juga berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya. Dia mengingat bagaimana perjuangannya dalam menempuh pendidikan, yang tidak selalu mudah. Dari pengalaman itulah, lahir tekadnya untuk menghadirkan program beasiswa bagi mahasiswa Luwu Timur.
“Dulu saya pernah mengalami kesulitan dalam pendidikan. Saya sudah berniat dalam hati, jika suatu saat saya menjadi pemimpin di Luwu Timur, saya ingin mengabdikan diri sepenuhnya kepada masyarakat. Saya ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak Luwu Timur yang mengalami kesulitan seperti yang saya rasakan dahulu,” katanya penuh semangat.
Tak sekadar janji, program beasiswa yang digagas oleh Bupati Irwan bersama Wakil Bupati Puspawati mengalami peningkatan signifikan. Dari semula Rp 4 juta per mahasiswa per tahun, kini naik menjadi Rp 6 juta. Dia berharap program ini dapat membantu banyak mahasiswa mewujudkan impian mereka di dunia pendidikan.
Kebersamaan semakin terasa saat mereka mengikuti tausiyah Ramadhan oleh Ustadz Haeril Anwar, kemudian berbuka puasa bersama, dilanjutkan dengan salat Magrib, Isya, dan Tarawih berjamaah.
Bagi masyarakat Wasuponda, Safari Ramadhan kali ini lebih dari sekadar agenda tahunan. Ini adalah perayaan atas keberhasilan seorang anak kampung yang kini berdiri di barisan terdepan, mengemban amanah untuk membangun daerahnya.
Malam itu, mereka tak sekadar bertemu dengan seorang bupati, tetapi juga dengan seorang saudara, seorang teman lama, seorang pemimpin yang lahir dari tanah mereka sendiri.