Banjir yang melanda Kecamatan Malangke dan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, dalam beberapa tahun terakhir telah berdampak luas pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, terutama pada sektor pertanian dalam arti luas dan aksesibilitas transportasi.
Masyarakat Malangke, yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, mengalami penurunan produktivitas yang sangat signifikan akibat banjir yang terus melanda daerah yang dikenal dengan berbagai komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Luwu Utara.
Karena banjir di Malangke sudah bersifat darurat, upaya Pemerintah Kabupaten Luwu Utara di bawah kepemimpinan Andi Rahim sebagai Bupati, dengan mengajak pengusaha untuk berkontribusi dalam penanganan banjir tersebut, patut diapresiasi.
Direktur Macca Indonesia (MIND), Haeril Al Fajri, turut mengapresiasi langkah tersebut.
“Kita perlu mengapresiasi langkah kolaboratif Bupati dalam penanganan banjir Malangke, di tengah kondisi keuangan daerah yang dikabarkan defisit dan efisiensi anggaran di berbagai sektor,” ungkapnya.
Selain itu, Haeril juga menyampaikan bahwa kolaborasi memang penting dalam pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat.
“Saya pikir, jika pemerintah daerah mengaplikasikan konsep kolaborasi Hexahelix dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, maka banyak hal yang bisa dilakukan tanpa harus menggunakan APBD,” tutupnya.
Masyarakat Malangke memiliki harapan besar agar penanganan banjir di wilayah tersebut dapat dilakukan secara permanen.