Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Pertemuan Mikroskopis Kecacingan/Survei Cacingan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lutim, Selasa (29/04/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pencegahan kecacingan yang terintegrasi dengan penurunan angka stunting dan anemia di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, Adnan, hadir langsung membuka pertemuan bersama narasumber Prof Sitti Wahyuni, dari Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), serta tim laboran dari RSUD I Lagaligo, dan tenaga kesehatan dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Luwu Timur.
“Dengan survei ini, kami ingin mendeteksi dini kasus kecacingan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Tujuannya jelas: menurunkan angka stunting dan mencegah risiko kesehatan seperti anemia dan bayi lahir dengan berat rendah,” ujar Adnan dalam sambutannya.
Dia menegaskan, survei dan penanganan kecacingan harus dilakukan secara berkesinambungan dan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Menurutnya, penemuan kasus disertai pengobatan akan sangat menentukan keberhasilan program kesehatan masyarakat, khususnya dalam menciptakan generasi sehat dan unggul.
“Harapan kami, ibu hamil di Luwu Timur bebas dari anemia dan mampu melahirkan bayi sehat, sementara anak-anak terbebas dari infeksi parasit yang mengganggu pertumbuhan dan kecerdasan mereka,” lanjutnya.
Survei ini dilakukan dengan membagikan pot sampel sehari sebelumnya, Senin (28/04/2025), kepada kelompok sasaran yaitu ibu hamil dengan anemia atau kekurangan energi kronis (KEK), serta anak-anak risiko tinggi. Dari 390 pot yang disebar, sebanyak 88 sampel berhasil dikumpulkan dan diperiksa dalam kegiatan tersebut.
Seluruh sampel dianalisis untuk mendeteksi parasit usus penyebab kecacingan. Hasil dari survei ini akan menjadi dasar bagi penyusunan kebijakan intervensi lanjutan, serta perbaikan program kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Luwu Timur.