Kota Palopo resmi mencatat sejarah baru dalam dunia pendidikan tinggi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, menjadikannya sebagai universitas negeri pertama di kawasan Luwu Raya.
Kepastian alih status tersebut diumumkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI, Prof Phil Sahiron.
Rektor UIN Palopo, Abbas Langaji, mengonfirmasi langsung pengumuman tersebut dan menyebutnya sebagai tonggak penting dalam sejarah lembaga pendidikan di Kota Palopo.
“Dengan penuh rasa syukur, kami umumkan bahwa IAIN Palopo kini resmi berstatus UIN. Ini adalah capaian kolektif yang dirintis bersama oleh banyak pihak, dari generasi ke generasi,” ungkap Abbas saat dikonfirmasi Rabu 914/5/2025).
Perjalanan Panjang Menuju Status Universitas
Perjalanan panjang lembaga ini dimulai pada 27 Maret 1968, saat pertama kali didirikan sebagai Fakultas Ushuluddin filial IAIN Alauddin Ujung Pandang, berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 168 Tahun 1968.
Statusnya kemudian ditingkatkan menjadi fakultas cabang dan selanjutnya menjadi Fakultas Madya melalui SK Menteri Agama Nomor 65 Tahun 1982.
Transformasi kelembagaan terus berlanjut hingga akhirnya, pada 1997, berdasarkan kebijakan nasional tentang otonomi perguruan tinggi agama, lembaga ini berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palopo dan berdiri sendiri, tidak lagi berada di bawah IAIN Alauddin.
Perubahan signifikan mulai terlihat saat STAIN Palopo ditingkatkan menjadi IAIN, baik dalam aspek tata kelola, peningkatan jumlah program studi, kualitas sumber daya manusia, hingga perluasan cakupan keilmuan.
Kini, dengan status sebagai UIN, kampus ini akan memiliki peluang lebih luas untuk membuka program studi lintas disiplin dan memperkuat kontribusinya terhadap pengembangan pendidikan dan pembangunan di Luwu Raya.
Alih status ini tak hanya menjadi kebanggaan bagi Kota Palopo, tetapi juga membawa harapan baru bagi masyarakat di seluruh Luwu Raya.
Dengan status sebagai universitas negeri, UIN Palopo diharapkan menjadi pusat pendidikan, riset, dan pengembangan sumber daya manusia berbasis keislaman yang inklusif dan modern.
“Ini bukan hanya pencapaian satu institusi, tapi kemenangan untuk dunia pendidikan di wilayah timur Indonesia,” ujar Abbas menutup keterangannya.