Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Luwu Timur merilis capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2024. Hasilnya, Luwu Timur mencatat angka IPM sebesar 76,44, naik dari 75,84 pada tahun sebelumnya.
Capaian ini menempatkan Luwu Timur pada peringkat kedua tertinggi di wilayah Luwu Raya, hanya terpaut 4,81 poin dari Kota Palopo yang sudah berstatus “sangat tinggi” dengan IPM 81,25.
Kepala BPS Luwu Timur, Muhammad Husri Harta Saham, menjelaskan bahwa IPM tahun ini mencerminkan keberhasilan pembangunan manusia yang berkelanjutan.
“Seluruh dimensi IPM mengalami peningkatan, baik dari aspek kesehatan, pendidikan, maupun standar hidup,” katanya dalam laporan resmi.
Berdasarkan data BPS, dimensi kesehatan menunjukkan peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dari 74,32 tahun pada 2023 menjadi 74,55 tahun pada 2024. Untuk dimensi pendidikan, Harapan Lama Sekolah (HLS) meningkat dari 13,01 menjadi 13,18 tahun, dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) naik tipis dari 8,93 menjadi 8,94 tahun.
Sementara itu, indikator standar hidup layak yang diukur melalui pengeluaran per kapita disesuaikan mencapai Rp13,87 juta per tahun, naik dari Rp13,45 juta tahun lalu.
Pertumbuhan IPM tahun ini tercatat sebesar 0,79 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 0,56 persen.
Jika dibandingkan dengan rata-rata IPM Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di angka 75,18, maka Luwu Timur tetap konsisten berada di atas provinsi selama lima tahun terakhir.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, menyampaikan apresiasinya terhadap hasil yang dicapai.
“Kami menyambut baik capaian IPM 2024 ini sebagai cermin kerja keras bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Hasil ini akan menjadi motivasi untuk terus memperkuat kualitas layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Meski demikian, tantangan masih membayangi, terutama dalam sektor pendidikan. Rata-rata lama sekolah di Luwu Timur masih tertinggal dibandingkan Kota Palopo, yang sudah mencapai 11,16 tahun.
“Perlu dorongan lebih besar untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di jenjang menengah dan tinggi,” tulis laporan BPS.
IPM merupakan indikator penting yang digunakan untuk mengevaluasi pembangunan manusia berdasarkan tiga dimensi utama: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Capaian ini juga menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan daerah serta penyaluran dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat.
Dengan capaian ini, Luwu Timur tetap mempertahankan status sebagai daerah dengan pembangunan manusia kategori ‘tinggi’, dan memperkuat posisinya sebagai salah satu kabupaten paling berkembang di kawasan timur Sulawesi Selatan.