Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Pekasiwia: Simbol Cinta Suku Pamona untuk Pemimpinnya
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Ekonomi

PT POMU Buka Prakualifikasi Jasa Kontraktor Eksplorasi Tambang Nikel Blok Pongkeru

Hukum

Polda Sulsel Usut Dugaan Korupsi Rp1,6 Miliar di BUMD PT LTG

Pendidikan

Inovasi Guru TK dan Tenaga Administrasi Lutim Torehkan Prestasi di Tingkat Provinsi

Ekonomi

Jejak Lahan Kawasan Industri Lutim: Dari Era Andi Hatta hingga Budiman

21
Metro

Ratusan Lansia Tersenyum Saat Terima Bantuan Kartu Lutim Lansia dari Pemerintah

Politik

DPRD Apresiasi Program Kartu Lansia: Wujud Penghormatan Bagi Para Orang Tua di Lutim

Metro

Program Kartu Lutim Lansia, Bupati: Jangan Biarkan Orang Tua Kita Mengeluh

Metro

3.000 Lansia Lutim Terima Bantuan Tunai dari Pemkab Lutim

Beranda » Berita » Pekasiwia: Simbol Cinta Suku Pamona untuk Pemimpinnya
Budaya

Pekasiwia: Simbol Cinta Suku Pamona untuk Pemimpinnya

Redaksi
Redaksi 17 Juni 2025
Share
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam didampingi Wakil Bupati, Puspawati Husler menghadiri kegiatan Ritual Adat Pamona “Pekasiwia” yang digelar di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana (Sumber: Dinas Kominfo SP Luwu Timur)
SHARE

Di balik hamparan hijau Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, suasana berbeda terasa pagi itu, Selasa (17/06/2025). Udara terasa lebih syahdu, diwarnai senyum haru para tetua adat.

Hari itu, masyarakat Pamona menggelar sebuah ritual sakral—Pekasiwia, sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan terhadap dua pemimpin daerah mereka, Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam dan Wakil Bupati Puspawati Husler.

Di sebuah panggung sederhana yang dibalut ornamen adat warna merah dan emas, para pemangku adat Lemba Pamona menyambut kedatangan rombongan pemerintah kabupaten dengan segala kebesaran adat.

Salah satu momen paling sakral terjadi ketika Puspawati, sang wakil bupati yang juga perempuan pertama yang menjabat posisi tersebut, disematkan siga dan selempang adat.

BACA JUGA:

Sugi PA Palopo Jadi Delegasi Indonesia di Festival Tari Topeng Internasional Korsel

Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam didampingi Wakil Bupati, Puspawati Husler menghadiri kegiatan Ritual Adat Pamona “Pekasiwia” yang digelar di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana (Sumber: Dinas Kominfo SP Luwu Timur)

Di sampingnya, Bupati tampak khidmat mengenakan penutup kepala adat tinggi berwarna merah menyala dengan motif emas, dan juga selempamng adat yang serupa. Pada prosesi ini, mereka berdua secara simbolis diterima sebagai bagian dari keluarga besar suku Pamona.

“Pekasiwia adalah bentuk kasih kami. Sebuah simbol bahwa pemimpin tak sekadar datang, tapi benar-benar kami terima sebagai bagian dari tubuh kami sendiri,” ujar Yonto Mongadi, Pemangku Adat Lemba Pamona dengan mata berbinar.

Dalam sambutannya, Irwan tak menutupi rasa harunya. “Hari ini saya bukan sekadar pemimpin administratif. Saya diterima sebagai saudara. Sebagai anak kandung budaya Pamona. Ini kehormatan luar biasa,” ucapnya sambil melirik ke arah para sesepuh adat yang mengangguk setuju.

Ia pun menyampaikan rencana pembangunan kawasan budaya Pamona yang akan mencakup rumah adat dan fasilitas pendukung lainnya.

“Kita tidak bisa membiarkan budaya hanya hidup di panggung seremoni. Ia harus punya rumah. Tempat kembali. Tempat belajar dan merayakan identitas,” katanya mantap.

Sementara itu, Puspawati menambahkan bahwa pelestarian budaya adalah bagian dari pembangunan manusia yang utuh.

“Desa, adat, perempuan, anak muda—semuanya punya ruang untuk berkembang jika kita membangunnya dari akar. Dan akar kita adalah budaya,” ujarnya dalam perbincangan hangat usai prosesi.

Ritual adat ini bukan hanya seremoni. Ia adalah peristiwa batin. Dalam gemulai tangan-tangan tua menyematkan lambang adat, masyarakat Pamona menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar penghuni wilayah. Mereka adalah penjaga nilai, pelukis sejarah, dan pelopor kolaborasi antara leluhur dan masa depan.

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Amartha.org dan Rainforest Alliance Latih UMKM Perempuan Luwu Utara Kuasai Literasi Keuangan

PT POMU Buka Prakualifikasi Jasa Kontraktor Eksplorasi Tambang Nikel Blok Pongkeru

Polda Sulsel Usut Dugaan Korupsi Rp1,6 Miliar di BUMD PT LTG

Inovasi Guru TK dan Tenaga Administrasi Lutim Torehkan Prestasi di Tingkat Provinsi

Jejak Lahan Kawasan Industri Lutim: Dari Era Andi Hatta hingga Budiman

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article DPRD Lutim Soroti Kekurangan Penyuluh Pertanian: Ancaman Bagi Ketahanan Pangan Daerah
Next Article Karyawan Lokal Tak Dapat Fasilitas, DPRD Lutim Tegur Trakindo
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?