Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama PT Vale Indonesia Tbk menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona, Rabu (18/6/2025), di Lapangan Merdeka Malili.
Dalam kegiatan ini, terungkap potensi dampak besar jika terjadi kegagalan struktur bendungan yang bisa mengancam hingga 12 ribu jiwa dan menyebabkan kerugian material mencapai Rp300 miliar.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, secara resmi membuka simulasi tersebut dan menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Larona.
Dia menyebutkan bahwa dampak bencana dari bendungan yang jebol bukanlah hal sepele.
“Tiga bendungan besar di Sungai Larona ini berpotensi memberikan dampak yang luar biasa jika gagal. Kota Malili bisa menjadi wilayah terdampak utama, dan dari simulasi ini, ada 12 ribu jiwa yang bisa terdampak langsung serta potensi kerugian hingga Rp300 miliar,” kata Irwan.
Simulasi ini merupakan kerja sama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur dan PT Vale Indonesia, serta melibatkan berbagai instansi terkait, termasuk TNI, Polri, relawan SAR, tenaga medis, dan perwakilan desa.
Rangkaian simulasi dimulai dengan pengumuman status SIAGA, dilanjutkan dengan aktivasi alarm dan evakuasi terbatas. Selanjutnya, status meningkat menjadi AWAS, yang memicu evakuasi massal warga ke muster point di sejumlah lokasi, termasuk Lapangan Wisma Verbeck dan Lapangan Merdeka.
Pada tahap akhir, seluruh warga yang berpartisipasi dalam simulasi dinyatakan telah berhasil dievakuasi, dan status dinyatakan kembali AMAN. Simulasi ini juga menjadi ajang peluncuran sistem Early Warning System (EWS) dari PT Vale yang kini tersedia melalui platform digital dan dapat memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat sekitar.
Head of Mine Operation PT Vale Indonesia, M Iqbal Alfarobi, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat yang tinggal di kawasan hilir bendungan.

“Kami berharap bencana tidak pernah terjadi, tetapi kami harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” ujarnya.
Simulasi RTD ini dihadiri Wakil Bupati Puspawati Husler, Sekda Lutim Bahri Suli, unsur Forkopimda, manajemen PT Vale, BPBD Provinsi Sulsel, serta Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.