Anggota DPRD Luwu Timur dari Partai Gelora, Rusdy Layong, menilai PT Vale Indonesia telah menunjukkan keseriusan dalam menangani kebocoran pipa minyak Marine Fuel Oil (MFO) di Desa Lioka, Kecamatan Towuti. Namun, dia menekankan bahwa penanganan tidak boleh berhenti pada tahap tanggap darurat.
“Berdasarkan hasil pengamatan kami, kondisi area yang tercemar akibat tumpahan kebocoran pipa minyak MFO menunjukkan adanya sedikit perbaikan dibandingkan sebelumnya. Kami melihat keseriusan PT Vale dalam melakukan pengendalian pencemaran dengan menurunkan semua tim kerja sejak pagi hingga malam hari,” ujar Rusdy, Minggu (24/8/2025).
Meski begitu, Rusdy menegaskan PT Vale harus melangkah lebih jauh setelah tahap darurat selesai.
“Kami berharap PT Vale, setelah menyelesaikan tahap tanggap darurat, dapat segera melakukan langkah-langkah pemulihan (recovery) terhadap aliran sungai, jaringan irigasi, serta lahan pertanian yang terdampak, sehingga para petani dapat kembali menggarap sawah mereka sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan agar PT Vale tidak hanya fokus pada perbaikan teknis, melainkan juga memberikan kepastian terhadap keberlanjutan aktivitas pertanian masyarakat.
Pasalnya, laporan sementara dari Dinas Pertanian Luwu Timur menyebutkan sekitar 30 hektar sawah warga terdampak tumpahan minyak.
Insiden kebocoran pipa minyak PT Vale sebelumnya menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk DPRD Luwu Timur dan organisasi masyarakat.
Selain itu, kekhawatiran terbesar adalah potensi aliran minyak menuju Danau Towuti, salah satu danau purba berusia jutaan tahun yang menjadi kawasan konservasi dan habitat beragam spesies endemis.