Dampak kebocoran pipa minyak High Sulphur Fuel Oil (HSFO) milik PT Vale Indonesia di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, kini semakin meluas. Tidak hanya satu wilayah, tercatat lima desa terdampak langsung dengan total lahan tercemar mencapai 82 hektar.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, mengungkapkan kondisi ini saat memimpin rapat koordinasi di Kantor Camat Towuti, Kamis (28/8/2025).
“Per hari ini, dampak kebocoran tidak hanya dirasakan oleh satu desa, tetapi sudah meluas ke Lioka, Baruga, Langkia Raya, Matompi, dan Timampu,” jelasnya.
Irwan menegaskan perlunya penanganan cepat dan menyeluruh agar dampak kebocoran tidak semakin meluas. Ia juga memastikan pemerintah telah menurunkan tim ahli untuk melakukan identifikasi teknis serta peninjauan langsung di lapangan.
“Klasifikasi daerah terdampak harus dilakukan dengan akurat, supaya penanganannya tepat dan memadai,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur dan Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menyatakan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab penuh atas kerusakan lingkungan maupun sosial yang ditimbulkan.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat Luwu Timur. PT Vale berkomitmen melakukan pemulihan dan mitigasi dampak sebagai tanggung jawab moral kami,” ujarnya.
PT Vale disebut telah menutup sumber kebocoran pipa, melakukan pembersihan di area terdampak, serta melaksanakan monitoring kualitas air dan tanah secara berkelanjutan.
Usai rapat, Bupati bersama Forkopimda, DPRD, serta pihak PT Vale melakukan rapat terbatas untuk menyusun langkah strategis penanganan. Rangkaian kegiatan ditutup dengan peninjauan langsung ke lahan warga yang tercemar di lima desa terdampak