Upaya memperkuat Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) kembali digencarkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Luwu Timur. Melalui Bimtek Strategi Pengembangan Perpustakaan–Teknologi Informasi Komunikasi (SPP-TIK), DPK mengajak pengelola perpustakaan desa dan kelurahan membangun layanan yang lebih modern dan inklusif.
Kegiatan berlangsung di Gedung Layanan Perpustakaan Luwu Timur, Kamis (16/10/2025), dan diikuti 22 pengelola perpustakaan desa/kelurahan serta perwakilan TP PKK dari 11 kecamatan. Bimtek ini digelar selama dua hari, 16–17 Oktober 2025.
Asisten Administrasi Umum (Asisten III), Nursih Hariani, mewakili Bupati Luwu Timur saat membuka kegiatan. Ia menegaskan bahwa perpustakaan masa kini tidak lagi sekadar rak buku, tetapi ruang belajar yang mendorong interaksi, kreativitas, dan pertukaran gagasan.
“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku. Ini ruang literasi dan kolaborasi, tempat masyarakat mengembangkan keterampilan dan membahas persoalan di sekitar mereka,” ujar Nursih.
Ia juga menekankan bahwa perpustakaan menyimpan nilai-nilai budaya yang menjadi landasan pengetahuan masyarakat.
Sementara itu, Kabid Perpustakaan, Dinar Husnayaini, menilai program TPBIS mampu membawa perubahan signifikan bila dikelola secara konsisten oleh pengelola perpustakaan desa.
“Program TPBIS membuat perpustakaan lebih efektif dan relevan. Layanan yang baik akan membantu membangun masyarakat yang lebih berpengetahuan,” kata Dinar.
Lebih jauh, Dinar berharap bimtek ini memperkuat komitmen bersama untuk menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat literasi yang berdampak nyata.
“Kami ingin perpustakaan desa dan kelurahan benar-benar menjadi ruang inklusif yang membuka peluang belajar bagi masyarakat,” tutupnya.




