Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo-SP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Sosialisasi Penyelenggaraan Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 di Aula Media Center Diskominfo-SP, Senin (24/11/2025).
FGD ini menjadi langkah strategis Pemkab Lutim untuk menghadirkan sistem penanganan darurat yang cepat, terpadu, dan mudah diakses masyarakat.
Layanan 112 mengacu pada UU Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi serta Permen Kominfo Nomor 10/2016 yang menegaskan nomor 112 sebagai kanal tunggal panggilan darurat di Indonesia.
Perwakilan Komdigi, Hary, memaparkan sejumlah masalah yang masih muncul pada layanan kegawatdaruratan saat ini.
Masyarakat kerap menghadapi banyaknya nomor darurat berbeda yang sulit diingat, sementara beberapa layanan masih memberlakukan biaya panggilan.
Selain itu, integrasi sistem antarinstansi belum optimal sehingga memperlambat distribusi informasi.
“Masalah-masalah itu membuat penanganan tidak cepat. Nomor 112 akan merapikan alur penanganan dan membagi peran secara jelas,” jelas Hary.
Ia menerangkan bahwa Kominfo bertugas menyiapkan infrastruktur dan integrasi sistem, sementara SKPD serta instansi lainnya menjalankan respon lapangan. Masyarakat kemudian menjadi penerima manfaat langsung dari layanan ini.
Layanan 112 mengatur alur pelaporan mulai dari pelapor – call taker/supervisor – dispatcher – responder, sehingga laporan bisa segera diteruskan ke instansi teknis sesuai jenis kedaruratan.
Kepala Dinas Kominfo-SP Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad, menegaskan bahwa layanan 112 menyatukan semua kanal darurat agar masyarakat tidak lagi bingung harus menelepon ke mana dalam kondisi genting.
“Cukup satu nomor. Call taker akan meneruskan laporan ke pihak yang berwenang sesuai tugasnya. Ini memotong waktu respon,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sebelum implementasi, Diskominfo-SP akan mendalami regulasi, menyiapkan perangkat teknologi, membangun jaringan integrasi, serta memastikan kesiapan SDM.
Benchmarking ke daerah yang sudah berhasil menjalankan layanan 112 juga menjadi bagian dari tahapan persiapan.
“Teknologi sehebat apa pun tidak berguna kalau respon di lapangan terlambat. Karena itu SDM menjadi faktor penting,” tegasnya.




