Banjir yang melanda Kecamatan Lamasi Timur dan Walenrang Timur tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga melumpuhkan sektor pertanian. Di Desa Pompengan Tengah, lebih dari 150 hektare sawah terendam air akibat meluapnya Sungai Lamasi.
Banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan tanggul Sungai Lamasi jebol di beberapa titik.
Luapan air kemudian menggenangi empat desa, yakni Desa Pompengan, Pompengan Tengah, Pompengan Pantai di Kecamatan Lamasi Timur, dan Desa Kendekan di Kecamatan Walenrang Timur. Tingginya debit air menghancurkan tanggul selebar 5 hingga 10 meter di beberapa lokasi, dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter.
“Petani baru beberapa hari menanam padi, tapi sekarang semua terendam. Kemungkinan besar tanaman padi ini gagal tumbuh,” ungkap Nusri Pabira, Kepala Desa Pompengan Tengah, Rabu (22/1/2025).
Nusri menambahkan bahwa banjir menjadi masalah rutin yang dihadapi desanya setiap musim hujan.
“Desa kami tidak pernah lepas dari banjir. Dalam setahun, banjir bisa terjadi beberapa kali. Kami mendesak pemerintah segera memperbaiki tanggul Sungai Lamasi agar persoalan ini tidak terus berulang,” tegasnya.
Selain merendam sawah, banjir juga memengaruhi aktivitas ekonomi petani. Banyak warga kini hanya bisa pasrah menunggu surutnya air sembari berharap adanya langkah konkret dari pemerintah untuk memperbaiki tanggul dan mencegah bencana serupa di masa depan.