Sekitar 400 peserta mengikuti kegiatan Sosialisasi Subsidi Benih Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU). Pesertanya sendiri berasal dari berbagai komponen, di antaranya Kepala BP3K, PPL, POPT, PBT, KTNA, Kelompok Tani, Kepala Desa dan Lurah. Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian ini dibuka langsung Bupati Arifin Junaidi, Rabu (4/9), di Aula Hotel Maico, Masamba, Kabupaten Luwu Utara.
Dalam sambutannya, Arifin mengatakan bahwa benih unggul adalah faktor utama dalam mendukung terwujudnya surplus beras 10 juta ton tahun 2014 secara nasional dan 3 juta ton tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
“Benih unggul merupakan factor utama dalam penigkatan produksi dan produktifitas yang menjadi salah satu program pemerintah dalam rangka mendukung terwujudnya surplus beras 10 juta ton tahun 2014 secara nasional dan 3 juta ton tingkat Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Arifin.
Dia mengatakan, dengan penggunaan benih unggul produksi beras bisa meningkat sampai 30% tanpa harus mengabaikan paket-paket teknologi padi sawah lainnya.
Namun, semua itu bisa dicapai dengan kerja keras, dan semangat kekompakan antarstakeholder, untuk bisa saling membantu dalam mewujudkan misi tersebut. Olehnya itu, dia berharap agar para peserta bisa mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh.
“Saya sangat berharap agar kegiatan ini diikuti dengan sungguh-sungguh dan saling mendukung, utamanya dalam rangka koordinasi lintas SKPD terkait, di bawah komando Asisten Ekonomi Pembangunan,” ujarnya.
Sesuai data dari pemkab Lutra, pada tahun 2013 luas lahan sawah yang diberikan bantuan dari sumber pendanaan APBN seluas 19.000 hektar dengan kebutuhan benih 475.000 kg. Sementara untuk APBD II luas lahan sawah yang diberi bantuan seluas 3.000 hektar dengan kebutuhan benih 75.000 kg.
Sementara untuk luas pertanaman jagung sampai bulan Juli seluas 11.134 Ha dengan luas panen 10.083 ha. Dan produktifitas sebesar 4,71 ton/ha. Luas pertanaman kedelai di Lutra sampai bulan Juli ini seluas 39 ha dengan luas panen 27 ha, dan produktifitas mencapai 1,58 ton/ha.
Lukman Hamarong




