Krisis yang terjadi di RSUD Andi Djemma Masamba tampaknya perlu perhatian serius dari semua pihak. Pasalnya, Ketua Komite Medik RSUD Andi Djemma, Dr Nasrul menyatakan kondisi rumah sakit milik pemerintah itu sudah dalam kondisi darurat.
Kondisi darurat itu dilatar belakangi kekosongan stok obat berupa obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP) hanya tersisa kurang dari 10 persen saja yang tersedia di rumah sakit tersebut yang telah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Bahkan, jika dalam waktu dekat kondisi obat-obatan dan BHP tidak segera tersedia, dikhawatirkan pelayanan medik di rumah sakit ini bakal terhenti.
“Jika dalam waktu singkat tidak ada ketersediaan obat dan BHP maka dengan terpaksa kami akan menghentikan pelayanan medik sementara sampai obat dan BHP tersedia kecuali yang bersifat darurat atau emergency,” ujar Nasrul saat pertemuan di Kantor DPRD Luwu Utara, Selasa (11/2/14) siang tadi.
Menurutnya, untuk tetap bertahan memberikan pelayanan medik kepada masyarakat, selama ini pihak RSUD Andi Djemma hanya melakukan peminjaman obat-obatan dan BHp dari rumah sakit sekitar seperti RSUD Sawerigading di Palopo, RSUD I La Galigo di Luwu Timur, dan RSUD Batara Guru di Luwu.
Krisis yang terjadi di RSUD Andi Djemma ini dilatar belakangi tidak cairnya dana Jamkesmas tahun 2013 untuk periode bulan Juni sampai Desember. Direktur RSUD Andi Djemma, Drg Mahrani Katma mengatakan akibat tidak cairnya dana Jamkesmas tersebut, distributor obat-obatan enggan melayani pasokan obat di RSUD Andi Djemma karena tunggakan yang cukup tinggi.
Dia merincikan, untuk periode Juni – Desember 2013, tunggakan jamkesmas yang belum dicairkan Pemerintah Pusat mencapai Rp4,5 miliar. Akibat tidak cairnya dana Jamkesmas ini, praktis seluruh program lain yang berlaku di rumah sakit tersebut juga ikut terganggu.
“Yang jadi permasalahn saat ini satu program yang terhambat itu mempengaruhi program yang lain karena dalam permintaan obat-obatan tidak mengenal program Jampersal, Jamkesda, Askes, atau pun lainnya, yang dikenal adalah permintaan obat-obatan dari rumah sakit sehingga mempengaruhi pengiriman obat di RSUD Andi Djemma,” ujar Mahrani.
Wakil Ketua DPRD Luwu Utara, Andi Sukma pun mengaku prihatin dengan kondisi ini, dan pihaknya akan membentuk tim untuk melakukan pengecekan langsung ke RSUD Andi Djemma untuk memastikan persoalan tersebut.