Forum Komunikasi (FK) BEM Se-Kota Palopo, Liga Masyarakat Kreatif (LMK) Sulsel, dan Langkanae Institute berencana menggelar dialog refleksi konflik Luwu Raya dalam rangka menuju Pemilu Damai 2014, yang rencananya akan dilaksanakan pada 22 Februari mendatang.
Ketua FK BEM se-Kota Palopo, Umung Kallang mengatakan pelaksanaan kegiatan ini berangkat dari komitmen bersama serta menangkap kegelisahan masyarakat selama ini atas beberapa konflik lokal yang terjadi dalam bingkai Luwu Raya, sehingga tumbuh minat untuk melakukan kerja-kerja kemanusiaan sebagai kontribusi bagi perbaikan tata kehidupan bersama khususnya di Luwu Raya.
“Sejak dahulu manusia Indonesia terkenal plural dalam hidup bermasyarakat, dan itulah yang menjadi identitas kita yang sesungguhnya, namun kenyataan yang ada saat ini, semuanya seakan terhapus dengan seringkalinya terjadi konflik sosial ditengah tengah kehidupan masyarakat kita,” jelas Ummung.
Dia mengatakan, fakta dan realitas yang ada saat inilah sehingga lembaganya bersama Direktur LMK Sulsel, Hasan Sufyan, bekerjasama dengan Langkanae institute yang di pimpin oleh Wahyu Drajat, akan mengupas inti dari persoalan yang terjadi saat ini untuk kembali menggali kesadaran batin, baik sebagai wija To Luwu (Nusantara secara umum) lintas SARA, lintas etnis, lintas kelompok yang hidup dalam ‘Naungan Payung ri Luwu’, untuk kembali ke identitas sesungguhnya sebagai masyarakat yang sangat menghormati tata kehidupan di masyarakat.
“Pada dasarnya kegiatan tersebut bermaksud menghadirkan semua pihak Se-Luwu Raya. Mulai dari unsur MUSPIDA, OKP, organisasi ekstra, Organda, dengan harapan kegiatan dialog ini bisa menjadi ajang konsolidasi besar-besaran serta menjadi ruang untuk membangun kesepahaman bersama terkait masa depan Luwu Raya yang lebih baik,” ujarnya.
Lanjutnya, kegiatan dialog tersebut diharapkan bisa melahirkan rekomendasi serta kesamaan visi yang solutif agar konflik-konflik yang ada selama ini bisa terselesaikan, dari yang kecil hingga konflik besar, mulai dari konflik masyarakat adat dongi dengan Perusahaan PT Vale Indonesia di Luwu Timur, konflik antar masyarakat di Luwu Utara, Konflik masyarakat dengan masyarakat di Batu Mancani, konflik klaim kawasan antara masyarakat adat To Jambu Battang Barat Kota Palopo, dan konflik pemekaran Luwu tengah yang sampai hari ini belum juga menuai titik terang sebagaimana yang kita harapkan.
Selain itu, lanjut Ummung, inti dari pelaksanan dialog ini diharapakan dapat dijadikan ke awasan kolektif untuk bagaimana kemudian agar konflik pilkada Kota Palopo yang menyisakan banyak kerugian bagi masyarakat beberapa waktu lalu itu tidak terulang lagi di Pemilu 2014 mendatang.




