PT Vale Indonesia melalui Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat (PTPM) bekerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Luwu Timur (Lutim) telah membuka sekolah lapang pertanian dengan tema “peningkatan produktifitas komoditi unggulan Luwu Timur melalui revitalisasi kelembagaan petani”, yang berlangsung di desa Pekaloa, Kecamatan Towuti, Rabu (19/03/14).
Pembukaan sekolah lapang ini dihadiri sekitar 200 orang dari unsur kelompok tani, kepala desa, dan PPL dari kecamatan pemberdayaan PT Vale Indonesia. Sementara kegiatan ini dimulai dari tanggal 19-30 Maret 2014.
Ketua pelaksana sekolah lapang, Nursih Hariyani mengatakan jika kegiatan sekolah lapang ini dilatar belakangi oleh minimnya pengetahuan dan keterampilan petani untuk mencegah serangan hama dan penyakit serta terbatasnya akses petani terhadap perkembangan teknologi pertanian dari waktu ke waktu yang semakin maju dan berkembang.
“Melalui kegiatan sekolah lapang ini, diharapkan pengetahuan petani bisa meningkat khususnya dalam mengatasi hama penyakit dan petani serta dapat merubah pola pikir untuk melakukan kegiatan usaha tani yang lebih berkualitas,” ungkap Nursih yang juga menjabat sebagai kepala BP4K Kabupaten Luwu Timur.
Menurutnya, sasaran sekolah lapang tersebut diantaranya tujuh dari kelompok komoditas Merica, empat kelompok Kakao dan empat kelompok padi yang diperkirakan petani yang akan ikut sekolah lapang ini berkisar 450 orang.
“Sekolah lapang ini diperkirakan akan diikuti sekitar 450 orang yang terdiri dari tujuh kelompok komoditas Merica, empat kelompok Kakao dan empat kelompok padi yang ada diwilayah pemberdayaan PT Vale Indonesia,” ungkap Nursih.
General Manager (GM) Community Relation PT Vale Indonesia, Busman Dahlan Shirat mengatakan sekolah lapang ini adalah salah satu program andalan dari PTPM PT Vale Indonesia. Sementara PTPM dalam bidang pertanian ini akan berfokus pada merubah pola pikir petani untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian.
“Sumberdaya alam yang melimpah apabila tidak dikelola dengan baik, maka tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Kebiasaan buruk petani yaitu tidak sabar untuk melakukan panen, sehingga kualitas panen menjadi rendah dan harganya akan rendah pula,” ungkap Busman.
Sementara itu, Staf ahli Ekonomi dan Keuangan kabupaten Luwu Timur, Askar dalam sambutannya mengatakan berdasarkan data Pemerintah Daerah (Pemda) dalam dua tahun terakhir ini jika produktifitas pertanian meningkat dengan signifikan. Namun hal tersebut sebagai dasar agar produktifitas pertanian masih bisa ditingkatkan lagi.
“Data Pemerintah daerah Luwu Timur dalam dua tahun terakhir, produktifitas pertanian meningkat dengan signifikan. Hal ini tidak boleh membuat kita semua berbagga diri karena ternyata produktifitas tersebut masih bisa ditingkatkan lagi,” ungkap Askar.
Askar juga menghimbau kepada semua petani agar kelompok tani yang ada jangan hanya sebatas sebagai wadah untuk mendapatkan bantuan, akan tetapi fungsikan kelompok tani menjadi wadah belajar bersama dalam mengatasi hama penyakit. Selain itu, kelompok tani juga sebagai tempat berbagi pengetahuan.
“Petani yg telah berhasil agar memberikan pembelajaran kepada petani lainnya supaya bisa berkembang bersama,” ungkap Askar.