Sejumlah Dokter dan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) I La Galigo Wotu Luwu Timur mengeluhkan belum terbayarnya tagihan pembayaran dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sejak berlakunya sistem ini hingga Juli 2014.
Padahal, Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) setiap ruangan sebagai syarat untuk mendapatkan dana BPJS Kesehatan ini sudah mereka penuhi atau dimasukkan setiap bulannya ke pengelola BPJS di RSUD I La Galigo Wotu.
“Harusnya dana BPJS sudah kami terima sejak Januari tapi hingga bulan ini (Juli) dana tersebut belum juga dicairkan, padahal kami sudah memasukkan syarat untuk mendapatkan dana itu,” ungkap salah seorang narasumber di RSUD I La Galigo yang enggan ditulis namanya.
Menurutnya, dirinya juga telah melakukan konfirmasi kepada pihak RSUD Andi Jemma Masamba terkait dana BPJS ini. “Saya juga sudah melakukan konfirmasi dengan teman yang ada di RSUD Masamba ternyata mereka sudah lama menerima dana ini,” ungkapnya.
Pengelola BPJS Kesehatan RSUD I La Galigo Wotu, Yance yang dikonfirmasi awak media melalui via telepon tidak berhasil. Handponenya dalam keadaan tidak aktif.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD I La Galigo Wotu, Baso Simun membenarkan jika pihaknya saat ini belum mencairkan dana tersebut sejak bulan Januari disebabkan karena persentase dokter atau pembagian belum selesai dilakukan.
“Anggarannya sudah ada tinggal kesepakatan untuk pencairannya saja, jika sudah dilakukan rapat maka baru akan dibagikan, apa lagi saat ini mendekati hari raya,” ungkap Baso.
Untuk mendapatkan dana ini kata Baso, diperlukan laporan berupa status pasien di setiap ruangannya sebab dalam status tersebut sudah tertera pelayanan. Menurutnya, belum ada rumah sakit saat ini yang telah melakukan pembayaran tersebut.
“Agar pembagiannya tidak ada yang merasa dirugikan maka akan dilakukan duduk bersama. Bukan hanya rumah sakit wotu yang belum mencairkan tapi begitu juga dengan rumah sakit lain,” ungkap Baso.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Andi Jemma Masamba, Marhani Katma yang dikonfirmasi melalui via telepon, Minggu (20/07/14) mengatakan jika pihaknya sudah mencairkan dana BPJSnya sejak bulan Januari hingga Mei kemarin. Sementara pencairan dana ini dilakukan setiap bulannya.
“Kami sudah mencairkan dana ini sejak Januari hingga Mei kemarin, Kalau di rumah sakit masamba sendiri dana BPJS yang masuk secara bervariasi terkadagang Rp2,1 miliar dan bahkan lebih dari itu, ttergantung dari kunjungan pasien,” ungkap Marhani.
Sekedar diketahui, BPJS Kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
BPJS Kesehatan ini sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. (*)