Sejumlah pedagang yang berjualan di sekitar Jl Andi Djemma, lokasi perbaikan jembatan Amassangan Kota Palopo mengaku merugi sejak pembangunan jembatan tersebut mulai dilaksanakan. Pasalnya, pembangunan jembatan itu harus mengorbankan ditutupnya sebagian akses jalan, yang diklaim sebagai penyebab meruginya pedagang.
Syamsul Hidayat, salah seorang pedagang di Jl Andi Djemma Palopo mengaku sejak penutupan akses jalan akibat pembangunan jembatan itu, membuat tempat dagangannya merugi akibat sepinya pembeli.
Dia merincikan, sebelum adanya penutupan akses jalan, omset tokonya bisa mencapai Rp750 ribu hingga Rp1 juta per hari. “Namun saat ini turun drastis, syukur jika ada satu atau dua orang yang datang berbelanja,” ujar Syamsul.
Pantauan luwuraya.com, di sekitar akses lokasi jalan yang ditutup akibat pembangunan jembatan itu, memang terdapat sejumlah usaha milik warga yang berjualan, baik itu usaha rumah makan, warung kopi, apotik, pedagang pakaian, termasuk adanya perbankan di sekitar lokasi itu.
Sejumlah pedagang mengaku sebenarnya tidak keberatan dengan adanya pembangunan jembatan itu, sepanjang penutupan jalan itu tidak berlangsung lama.
“Kami meminta kepada Pemerintah untuk mempercepat pembangunan jembatan itu, supaya kami tidak lama menderita,kami khawatir jika proyek ini tidak segera selesai, kami akan bangkrut,” ungkap Syamsul.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palopo, Ansyari Masud mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait keluhan pedagang di sekitar lokasi pembangunan jembatan itu.
“Saya rasa itu adalah resiko, karena proyek jembatan ini juga untuk kepentingan orang banyak,” ujar Anshari.
Dia menyebutkan, jika sesuai jadwal, maka proyek pembangunan jembatan Amassangan ini ditarget rampung pada Desember mendatang.
“Kami meminta kepada masyarakat untuk bersabar sampai pekerjaan proyek ini rampung,” ujarnya.
Anshari pun penyebutkan jika pemerintah tidak akan memberikan kompensasi kepada pedagang yang mengaku merugi itu. “Jelas tidak ada kompensasi. Pemerintah hanya membayar kompensasi kepada warga yang bangunannya harus dibongkar demi kepentingan pembangunan jembatan,” ujarnya.