Masa remaja atau masa pubertas adalah masa yang sangat rawan. Masa ini juga dianalogikan sebagai proses kelahiran kedua bagi seorang anak menjadi pribadi dewasa atau disebut juga masa transisi. Pada masa-masa transisi seperti ini, perkembangan identitas diri pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh perlakuan orang tua. Penyelesaian
masalah-masalah remaja yang berhubungan dengan pencarian identitas diri, lingkungan sosial, secara demikian, memerlukan keterlibatan orang tua secara tepat dan efektif.
Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Pada masa ini kebanyakan orangtua tidak tahu bagaimana cara mengarahkan dan membimbing anak-anaknya. Orangtua pada umumnya hanya menyerahkan bimbingan pada pihak sekolah, karena sekolah dianggap lebih mengetahui tentang potensi anak.
Menyadari pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan remaja, Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu Timur melalui Pokja II menggelar kegiatan peningkatan SDM Kader PKK melalui kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) dengan narasumber dari BKKBN Provinsi Sulsel, Ceke A Yusuf Ibrahim di Aula Rumah Dinas Bupati, Jumat (12/09)
Ketua Pokja II, Safia Ismail mengatakan kegiatan ini untuk meningkatkan SDM kader PKK dalam hal menangani berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan remaja.
“Diforum ini juga menjadi ajang diskusi berbagai permasalahan yang dialami remaja dan bagaimana penanganannya,” jelas Safia.
Sementara itu, Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan, Askar saat membuka kegiatan ini mengatakan saat ini banyak program pemerintah yang mengandalkan pada pemberdayaan perempuan sebagai tumpuan bagi pembangunan keluarga.
“Program-program di bidang kesehatan, pendidikan, dan penanggulangan kemiskinan yang mengambil unit keluarga sebagai sasaran utamanya, sebagian besar memberikan peran perempuan sebagai ujung tombak pelaksananya, dan PKK selalu memainkan perannya,” tandas Askar.
Terkait kegiatan BKR, kegiatan ini penting bagi kader untuk menunjang tugasnya selaku motivator sekaligus fasilitator, dalam memberikan penyuluhan dan pergerakan kepada keluarga dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas kelompok, dimana salah satu tugas utamanya adalah memberikan penyuluhan kepada orangtua remaja.
“Intinya, berhasil tidaknya kita memajukan bangsa tergantung berhasil tidaknya kita membangun keluarga yang berkualitas, membangun manusia yang berkualitas,” kunci Askar. (hr/hms)