Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) Kabupaten Luwu Timur, Mas’ud Masse mendesak pihak perusahaan tambang Nikkel PT Vale Indonesia Tbk agar membuka ruang pekerjaan kepada alumni Program Pelatihan Industri (PPI) Soroako.
Menurutnya, pekerjaan yang akan diberikan untuk alumni PPI tersebut harus berdasarkan keahlian yang mereka (PPI) miliki saat mengikuti program binaan dari PT Vale itu dan jangan bersifat prioritas.
“Ini adalah program perusahaan yakni PT Vale, perusahaan juga harusnya membukakan ruang pekerjaan untuk alumni PPI berdasarkan bidangnya masing-masing,” ungkap Mas’ud.
Terkait nasib para alumni PPI ini, kata, mantan Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Luwu Timur, jika pihak DPRD Luwu Timur melalui komisi satu bidang pemerintahan, hukum dan kesejahteraan sosial akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang rencananya akan dilaksanakan, Rabu (11/02/15) besok.
“Dalam waktu dekat ini memang ada rekanan perusahaan PT Vale yang akan membuka lowongan pekerjaan seperti, PT Minja, PT Sawerigading dan PT Tansere. Ketiga perusahaan ini akan menerima sekitar 200 orang karyawan,” ungkap Mas’ud.
Terlepas dari PPI, Dinas Nakertransos juga merencanakan akan melakukan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan yayasan seperti Akademi Teknik Soroako (ATS) dan PT Vale terkait nasib para alumni. Paling tidak, kata Mas’ud, dari sekian alumni yang ada perusahaan harus memberikan peluang kerja sekitar 10 persen.
“Tahun 2014 kemarin, alumni ATS sekitar 66 orang sementara untuk tahun 2015 berjalan ini siswa ATS sebanyak 22 orang. Oleh karena itu, dari jumlah yang ada perlu diberikan ruang paling tidak sekitar 10 persen,” ungkap Mas’ud.
Dirinya juga mengakui jika siswa yang ada di yayasan ATS ini telah dibiayai oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya.
“Untuk tahun 2014 pemerintah telah membiayai sekitar Rp500 juta untuk 66 orang siswa sedangkan untuk tahun ini pemerintah membiayai sekitar Rp165 juta untuk 22 orang. Setiap orang siswa dibiayai Rp7,5 juta,” ungkap Mas’ud. (*)




