Puluhan ekor sapi betina di kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara dipacu birahinya, melalui suntikan hormon perangsang. Penyintikan hormon itu dimaksudkan agar sapi betina segera mengalami birahi untuk kemudian dilakukan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB).
Program yang diberi nama Gerakan Birahi Inseminasi Buatan (GBIB) itu, merupakan program nasional dalam rangka peningkatan populasi ternak, khususnya sapi.
Dalam gerakan tersebut, puluhan ternak sapi dikawinsuntikkan dengan cara pemeriksaan kebuntingan (PKb). Dari pemeriksaan PKb itu akan diketahui mana sapi yang hamil dan mana yang belum hamil.
Petugas Inseminator GBIB di Seko, Abdul Muhtar mengatakan sapi yang belum hamil akan disuntik dengan menggunakan hormon perangsang, dengan maksud sapi mengalami birahi, dan setelah sapi mengalami birahi, barulah dilakukan inseminasi buatan dengan cara memasukkan bibit ternak ke dalam rahimnya.
“Kami lakukan dulu pemeriksaan kebuntingan. Dari hasil itu, kita bisa tahu mana yang hamil dan mana yg tidak hamil. Nah, sapi yang tidak hamil ini yang kita IB dengan cara memasukkan bibit ternak ke dalam rahimnya, sehingga ternak yang sudah di IB akan melahirkan. Proses kawin suntik ini lebih baik dibandingkan dengan kawin alami,” jelas Muhtar.
Muhtar juga mengungkapkan bahwa perjalanan petugas GBIB ke Seko tidak mudah karena medan yang begitu menantang dan dibutuhkan sangat menyita adrenalin. Meski demikian, kata Muhtar, semangat untuk memperkenalkan teknologi peningkatan populasi ternak tetap tak pernah kendur.
“Meski medannya cukup menguras adrenalin tetapi dengan penuh semangat kami bisa menembus Seko. Ini semua semata-mata karena kami ingin memperkenalkan teknologi IB kepada warga Seko, dalam rangka memperbanyak populasi ternak dengan kualitas yang lebih baik,” pungkas Muhtar.
Selain Muhtar, beberapa petugas yang ikut dalam program GBIB di Seko yakni Kepala Balai IB Singosari Mashudi, serta inseminator pendamping seperti Dendi Herdianto, Sumedi, Chaerun Porre dan beberapa inseminator pendamping lainnya.