Potensi buah sawit di kabupaten Luwu Timur cukup menjanjikan. Hanya saja produksi dalam skala besar yang dihasilkan para petani, terkendala dengan keterbatasan pabrik pengolahan tandan bua segar sawit yang hanya 2 unit dengan kapasitas 30 ton/ jam.
Belum lagi pabrik tersebut relatif tua, sehingga saat mengalami perbaikan mengakibatkan terjadinya penumpukan tandan buah segar (TBS) atau pembatasan waktu panen di tingkat petani.
Sesuai dengan data dinas pertaniaan, perkebunan dan peternakan Luwu Timur menyebutkan total luas kebun sawit rakyat di daerah ini berkisar 11.456, 62 hektar terdiri dari tanaman belum menghasilkan 4.989, 47 hektar, tanaman menghasilkan 5.597, 90 hektar dan tanaman tua/ rusak 869, 25 hektar, dengan produksi rata-rata 18, 80 ton/ hektar dan produksi tanaman menghasilkan 101.783, 14 ton.
Sementara untuk luas kebun inti PTPN XIV Burau terdiri dari tanaman belum menghasilkan 1.657 hektar, tanaman menghasilkan 6.151 hektar, tanaman tua/ rusak 0 hektar dengan produksi rata-rata 22,00 ton/ hektar dan produksi tanaman menghasilkan 135.325 ton.
Untuk kemampuan dua unit pabrik dalam mengolah TBS/ bulan sebanyak 36.400 ton, maka dalam satu tahun dua unit pabrik dapat mengolah TBS sebanyak 436.800 ton/ tahun. Sesuai dengan data tersebut, ternyata menarik minat sejumlah investor untuk menanamkan modalnya di Luwu Timur.
Rombongan investor asal Korea, Selasa (15/03/16) kemarin menyambangi Luwu Timur dan mendengarkan langsung pemaparan tentang potensi kelapa sawit yang disampaikan bupati Muhammad Thoriq Husler, ketua DPRD Amran Syam, wakil bupati Irwan Bachri Syam dan sejumlah SKPD terkait.
“Dalam beberapa tahun ke depan diprediksi produksi pada awal produktivitas sekitar 199.789, 40 ton/ tahun. Hal ini berarti Luwu Timur membutuhkan pabrik sawit minimal satu unit dengan kapasitas minimal 30 ton/jam untuk jangka waktu penggunaan 4 atau 5 tahun ke depan,” tandas Bupati Husler
“Kami menyambut baik minat investor dan mendukung investasi ini karena menyangkut kebutuhan masyarakat, kita akan memberikan kemudahan termasuk dalam hal perizinan,” tambahnya.
Usai mendengarkan data potensi kelapa sawit, rombongan investor Korea berkeliling ke sejumlah kecamatan melihat dari dekat proses pengolahan sawit serta lokasi lainnya yang rencananya akan dikelola.




