LUWU TIMUR – Pegiat Literasi Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur mengutus dua orang untuk mengikuti kegiatan Festival Jaga Bahasa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Sulselbar bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Himpunan Pegiat Literasi dan Budaya SulSelBar, serta Ikatan Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Kegiatan Festival Jaga Bahasa yang diadakan di hotel MaxOne Makassar, 22 – 24 Oktober 2023, diikuti sebanyak 90 peserta yang berasal dari Makassar, Pare-Pare, Pinrang, Pangkep, Takalar, Gowa, Majene, dan Luwu Timur.
Kedua peserta dari Luwu Timur tersebut ialah Besse Srisulwana S. Pd dan Zamzam, S.Pd. Keduanya dianggap sebagai peserta khusus karena naskah opini yang dikirimkan terpilih dan memenuhi syarat untuk ikut di festival jaga bahasa.
Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk mewujudkan kepedulian generasi muda, mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa daerah sebagai identitas kebangsaan.

Besse Srisulwana ketika dikonfirmasi, Rabu (25/10/2023) menjelaskan, hari pertama kegiatan, Minggu 22 Oktober 2023, diisi dengan pembukaan kegiatan oleh Ibu Dewi Pridayanti yang mewakili Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan. Malam harinya diisi dengan Bedah Buku (Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Lowa, Karya Faisal Oddang) yang dibedah oleh Dr. Aslan Abidin, M.Pd. setelah itu Peluncuran Buku karya Duta Baca SulSelBar.
“Di hari kedua, yakni Senin pagi, diisi dengan diskusi buku dari beberapa perwakilan komunitas dan penerbitan. Senin siang diisi dengan pembagian kelas dan materinya masing-masing,” bebernya.
Lanjutnya mengutarakan bahwa, Kelas 2 diisi oleh Prof. Dr. Ramly, M.Hum. Materi yang dibawakan adalah materi reportase. Selain seorang guru besar, pemateri juga merupakan ketua Himpunan Pegiat Literasi dan Budaya (HPLB) SulSelBar. Pada sesi membawakan materi, dihadiri oleh berbagai perwakilan komunitas yang berada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat. Acara tersebut dimoderatori oleh A. Egi Setiawan dari Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Barat.
Materi, kata Besse, dibuka dengan slide presentasi tentang pengertian reportase. Selain itu juga dijelaskan tentang 10 hal dasar cara menulis.
“Hal yang menarik dari pemaparannya adalah penjelasan yang singkat dan padat dengan mengambil bagian-bagian penting saja untuk dijelaskan terkait reportase karena keterbatasan waktu serta tujuan kelas tersebut yang menuntut setelah kelas selesai maka para peserta sudah menghasilkan karya reportase. Di hari terakhir diisi oleh Gol A Gong yang merupakan Duta Baca Nasional,” jelas Besse didampingi rekannya dari Lutim, Zamzam, S.Pd. (*)




