Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Upacara HPN 78, Ketua DPRD Lutim Bacakan Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Beranda » Berita » Upacara HPN 78, Ketua DPRD Lutim Bacakan Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional
DPRD Luwu Timur

Upacara HPN 78, Ketua DPRD Lutim Bacakan Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional

Redaksi Luwuraya
Redaksi Luwuraya 10 November 2023
Share
SHARE

LUWU TIMUR – Upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional (HPN) 10 November di gelar di Lapangan Soekarno Hatta, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, pada Jumat, 10 November 2023.

Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa bertindak sebagai Inspektur Upacara, turut diikuti diikuti Bupati Lutim, H. Budiman, Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lutim, Sekda Lutim, H. Bahri Suli beserta jajaran Pemkab Lutim, para ASN dan Upah Jasa lingkup Pemkab Lutim, unsur TNI Polri, dan Pelajar.

Pada kesempatan ini, Ketua DPRD Lutim, Aripin didaulat untuk membacakan pesan-pesan Perjuangan Pahlawan Nasional.

Berikut isi pesan-pesan Pahlawan Nasional tersebut :

BACA JUGA:

DPRD Luwu Timur Respons Aksi AMLT, Tegaskan Komitmen Berpihak pada Rakyat

Menurut Abdul Muis :

“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang”.

Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI.

Menurut KI Hajar Dewantara :

“Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
Semboyan yang diajarkan saat KI Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan.

Menurut Dr. Cipto Magunkusumo :

“Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda”.

Menurut Tjut Nyak Dien :

“Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan”.

Menurut Gubernur Suryo :

“Berulang-ulanh telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajajh kembali”.
Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Menurut R.A. Kartini :

“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau 2 kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘aku tidak dapat’ melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau” membuat kita mudah mendaki puncak gunung”.

Menurut Jendral Sudirman :

“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah -tengah anak buah. Sayaakan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.

Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya.

Menurut Prof. Moh. Yamin, SH :

“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri”.

Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana ia menjabat sebagai sekretaris.

Menurut Pattimura :

“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”
Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817.

Menurut Nyi Ageng Serang :

“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya”.

Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah.

Menurut Teuku Nyak Arif :

“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama”.

Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera.

Menurut I Gusti Ngurah Rai :

“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai”.

Surat I Gusti Ngurah Rai kepada Letnan Kolonel Termeulen, seperti tersalin dalam Bali Berjuang.

Menurut Supriadi :

“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi“.

Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang.

Menurut Ir. Soekarno :

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semerudari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka”. (Pidato HUT Proklamasi 1963)

Menurut Moh. Hatta :

“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita”.

Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.

Menurut Silas Papare :

“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”
Disampaikan pada saat memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI.

Menurut Bung Tomo :

“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga”.

Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945. (*)

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Hari Ini, DPRD Luwu Timur Gelar Paripurna Bahas Lima Ranperda Strategis

Fraksi PAN DPRD Lutim Soroti Tantangan APBD 2026 dan Tekankan Penguatan UMKM

Kecelakaan di Towuti, Ober Datte Terluka di Kepala dan Dilarikan ke RS Primaya

Pansus DPRD Lutim: Daerah Tak Boleh Jadi Penonton di Blok Pongkeru

Propemperda 2026 Diserahkan, Sekwan Baru DPRD Lutim Langsung Hadapi Agenda Padat

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Pemkab. Lutim Gelar FGD Bertema “Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat”
Next Article Budiman : Semoga Arwah Pahlawan Mendapatkan Tempat yang Layak di Sisi Allah
Sumber Data Cuaca: prakiraancuaca cuaca besok di Palopo
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?