DPRD Makassar Desak Solusi Konkret Atasi Banjir: “Ini Bukan Agenda Musiman!”

Redaksi
Redaksi
Banjir yang terjadi di Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, beberapa waktu lalu (Sumber: Kemenkes RI)

Derasnya hujan yang mengguyur Kota Makassar dalam beberapa hari terakhir kembali memunculkan luka lama, banjir.

Lima kecamatan terendam, ribuan warga mengungsi, dan masalah klasik ini lagi-lagi menjadi perhatian serius DPRD Kota Makassar.

Wakil Ketua I DPRD Makassar, Andi Suharmika, angkat bicara soal kondisi ini. Dia menegaskan bahwa penanganan banjir tidak boleh lagi menjadi agenda musiman yang hanya ramai saat bencana datang, lalu menghilang tanpa penyelesaian jangka panjang.

“Kami di DPRD Makassar selalu intens berkomunikasi dengan pemerintah kota. Masalah banjir ini tidak bisa ditangani dengan solusi jangka pendek. Harus ada grand desain, formula yang konkret,” tegas Suharmika, baru-baru ini.

Politikus Partai Golkar itu menyebut bahwa penanganan banjir telah menjadi perhatian utama dewan.

DPRD, kata dia, terus memberi masukan kepada Pemkot agar ada langkah kolaboratif antara OPD, masyarakat, hingga pemangku kepentingan lainnya dalam menanggulangi persoalan yang terjadi setiap tahun ini.

Menurut Suharmika, saatnya Pemerintah Kota Makassar yang kini dipimpin pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Munafri Arifuddin dan Mustika Aliyah Ilham (Appi-Aliyah), menunjukkan komitmen yang lebih serius terhadap penanganan banjir.

“Warga tidak butuh janji atau wacana. Mereka butuh solusi nyata. Kami berharap pemerintahan yang baru ini tidak sekadar mewarisi masalah, tapi juga menghadirkan penyelesaian,” ujarnya.

Sebagai informasi, hujan deras yang mengguyur Makassar menyebabkan banjir setinggi 1 hingga 3 meter di lima kecamatan, yakni Biringkanaya, Manggala, Tamalate, Panakukkang, dan Tallo. Akibatnya, 960 kepala keluarga atau 3.653 jiwa terpaksa mengungsi di 38 titik pengungsian.

Kondisi ini mempertegas bahwa persoalan banjir di Makassar bukan hanya soal drainase yang buruk, tapi juga menyangkut tata ruang, sampah, kepadatan penduduk, dan mitigasi bencana yang belum maksimal.

“Makassar butuh solusi sistemik. Banjir bukan semata-mata soal curah hujan, tapi soal kesiapan kita dalam membangun kota yang tahan terhadap bencana,” tutupnya.

Artikel ini Terselenggara Atas Kerjasama DPRD Kota Makassar  dengan Luwuraya.com