BerandaOpiniKalau Ada Rumah Keluarga, Kenapa Harus Indekos

Kalau Ada Rumah Keluarga, Kenapa Harus Indekos

Oleh: Lukman Hamarong

Sebuah pelajaran berharga kembali diterima para orang tua. Kasus pembunuhan yang dialami seorang siswi salah satu SMA di Kota Palopo kembali menggegerkan Bumi Tana Luwu. Siswi kelas III SMA itu meregang nyawa di indekos-nya yang letaknya tidak jauh dari sekolah tempat dia menimba ilmu, namun menurut teman saya yang kebetulan tinggal di area tersebut mengatakan kalau kos-kosan tersebut agak jauh ke dalam dan terlihat sunyi di malam hari.

Menurut pemberitaan beberapa media lokal, baik media cetak maupun media online, gadis cantik tersebut tewas di saat orang tuanya berada di Kota Palopo guna menjeguk keluarganya yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di kota yang berdimensi religius ini. Gadis 17 tahun ini asli anak Kolaka Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara.

Malam sebelum dia tewas, ayahnya datang menjenguk korban kemudian langsung ke rumah sakit. Pagi dini hari, tepatnya pukul 03.00 wita, korban ditemukan tewas dengan leher terluka dan darah berceceran di kamar kos-nya. Suara jeritan korban yang memecah kebisuan pagi buta itu hanya didengar seorang tetangga kos-nya, bahkan tetangga kos lainnya tidak mendengar dan tidak merasakan keanehan pagi buta itu.

Saat ini, pihak kepolisian sedang bekerja ekstra guna mengungkap siapa pelaku sesungguhnya, dan sudah tentu keluarga korban, sahabat dan teman-temannya berharap polisi secepatnya menangkap si pelaku. Menurut cerita teman dan sahabatnya, yang saya kutip dari beberapa media, korban adalah gadis penyabar dan cukup cerdas di sekolahnya, serta sering ikut pertandingan voli dan basket antarsekolah. Selamat jalan, semoga tenang dan mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT. Amin…

Cerita singkat dari kejadian yang menggegerkan kotaku di pagi itu membawa saya pada sebuah kesimpulan yang prematur namun tidak bisa disepelekan, yaitu kos-kosan kini sudah tidak aman lagi buat putra-putri kita. Kos-kosan sejatinya dijadikan sebagai tempat paling aman bagi penghuninya. Pemilik kos harus bertindak sebagai orang tua, serta wajib melindungi anak kos-nya.

Tamu harus dibatasi, pisahkan laki-laki dan perempuan, serta pemilik kos harus menjamin keamanan penghuninya. Malam hari, pemilik kos harus mengecek satu per satu anak kosnya biar semua jelas dan aman. Bagi yang ingin medirikan rumah kos, harus pisahkan antara rumah kos pria dan rumah kos wanita.

Menjadi lebih urgen ketika pemerintah harus lebih selektif lagi memberikan izin mendirikan rumah kos karena pemerintah harus melindungi rakyatnya dalam segala hal termasuk dalam memberikan jaminan keamanan bagi para anak kos. Langkah antisipatif itu perlu supaya kejadian seperti kasus di atas tidak terjadi lagi.

Khusus untuk calon anak kos, harus selektif mencari rumah kos. Kalau perlu ajak orang tua ke kota untuk membantu mencarikan rumah kos, biar orang tua bisa kenal dengan sang pemilik kos. Carilah rumah kos yang lokasinya dekat dengan kebutuhan sekolah atau kuliah, dan yang paling penting dan utama adalah rumah kos harus dekat dengan keramaian. Jangan cari rumah kos yang jauh dari keramaian, kurang penerangan dan jalan yang sempit.  Jika sudah ketemu rumah kos yang paling aman, maka selanjutnya anak kos harus menyediakan perangkat keamanan, seperti kunci tambahan atau gembok.

Selain itu, anak kos harus selektif memilih teman. Jika anak kos adalah seorang perempuan, maka batasi pergaulan Anda. Jangan menjadi bunga di tepi jalan yang mudah dipetik oleh kumbang-kumbang yang tidak jelas.

Dan yang paling penting dan utama adalah tetap memelihara ibadah kepada Allah SWT, seperti shalat lima waktu, mengaji setiap waktu serta sabar dan ikhlas dalam menimba ilmu di kota yang jauh dari orang tua. Ingatkan kepada putri kita, Islam melarang yang namanya pacaran. Hal ini perlu untuk menghindari putri kita dari perilaku hedonisme yang memang marak terjadi di kota-kota besar.

Langkah antisipatif ini memang terlihat indah di atas kertas, namun sulit pada tingkatan aplikasinya. Tidak sedikit kita mendapati ada anak kos yang mem-bandel. Tidak taat aturan yang dikeluarkan sang pemilik kos. Rupanya orang-orang seperti ini hanya menjadikan tempat kos-nya sebagai destinasi sementara untuk bergelut dengan kehidupan liar perkotaan.

Mau bebas dan lepas dari pengawasan orang tuanya. Kalau ada yang seperti ini, harusnya sang pemiliki kos meng-ultimatum, jika tidak merubahnya, maka sangat-lah bijak jika tidak menerima orang-orang seperti itu. Kalau perlu jangan diberi ruang sedikit pun untuk mendapatkan rumah kos. 

Situasi pelik kadang dialami orang tua ketika seorang anak minta disediakan tempat kos di mana dia menimba ilmu. Sebagai contoh misalnya di Kota Makassar. Menjamurnya tempat-tempat kos di kota terbesar keempat di Indonesia itu, termasuk di kota saya, Palopo, membuka peluang bagi putra-putri kita untuk merasakan kehidupan anak kos.

Salah satu alasan klise dan jamak terjadi adalah sang anak ingin merasakan hidup mandiri, padahal kalau ditelaah lebih dalam lagi, kemandirian bisa juga dirasakan ketika kita tinggal di rumah keluarga. Malah keamanan terjamin.

Namun, terkadang orang tua tertipu. Alasan kemandirian yang sebenarnya masuk akal sering disalahgunakan. Apa pasal? Kebanyakan dari mereka menjadikan alasan kemandirian sebagai tameng untuk hidup bebas dan jauh dari pengawasan orang tua.

Nah, khusus bagi saya pribadi, saya tidak akan menitip anak saya di tempat kos kalau masih ada rumah keluarga di kota tersebut. Jika sang anak tidak mau di rumah keluarga, maka langkah tegas saya akan ambil. Saya tidak ijinkan anak saya sekolah di kota besar. Untuk apa sekolah atau kuliah di kota besar jika pulang dari kota membawa “barang illegal”.

Ini semua untuk menghindari kejadian-kejadian yang marak terjadi pada anak kos, seperti kasus pembunuhan, hamil di luar nikah, kehidupan hedonisme, serta perilaku liar Samen Leven atau Samen Wonen (hidup sekamar tanpa ikatan tali pernikahan). Naudzubillah tsumma naudzubillah. Kalau ada rumah keluarga kenapa harus “dititip” di ruman kos? ()

<?php query_posts( ‘cat=-65,-66’ );?>

spot_img
spot_img
REKOMENDASI
Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini