Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Monumen Lapandoso, Riwayatmu Kini
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Metro

Cegah Penyebaran Rabies, Pemkab Luwu Timur Adakan Vaksinasi Gratis di 11 Kecamatan

Ekonomi

Bupati Lutim Tunjuk Kadis DLH Koordinir Penanganan Pipa Bocor Milik PT Vale

Sport

Seru! Lakawali Pantai FC Akhirnya Angkat Trofi Usai Tekuk Balantang FC Lewat Adu Finalti

Sport

Ada Hadiah Sepeda dari Wakil Presiden RI Pada Malam Resepsi Kenegaraan di Luwu Timur

Pendidikan

Malam Resepsi HUT ke-80 RI, Bupati Lutim Apresiasi Pelatih dan Anggota Paskibra

Pendidikan

Luwu Timur Diganjar Mega Buana Award 2025, Bukti Serius Dukung Pendidikan

Ekonomi

Pemkab Luwu Timur Tidak Naikkan PBB, Justru Gratiskan Sejumlah Retribusi

Ekonomi

Animo Peserta Tinggi, KKLT Gelar Pelatihan Memasuki Dunia Kerja Khusus Pemuda Luwu Timur

Beranda » Berita » Monumen Lapandoso, Riwayatmu Kini
Rekreasi

Monumen Lapandoso, Riwayatmu Kini

Redaksi
Redaksi 2 Oktober 2012
Share
SHARE

Mungkin banyak diantara kita masing asing dengan nama Lapandoso. Lapandoso, nama sebuah monumen yang berada tepat di bibir pantai desa Pabbaresseng, kecamatan Bua Kabupaten Luwu.

Monumen ini dibangun sebagai simbol religi awal masuknya Islam di Jazirah Sulawesi Selatan Kabupaten Luwu, berupa kubah yang tepat dibibir pantai. Konon, disebutkan jika lokasi monumen Lapandoso ini adalah tempat pendaratan Pertama Khatib Datok Sulaiman sang pembawa Agama Islam di Tana Luwu pada tahun 1605 silam.

Sayangnya, sejak dibangun sekitar 1986 secara swadaya oleh masyarakat setempat, meski masih berdiri utuh hingga saat ini, namun tampak monumen ini tidak terawat dengan baik.

Padahal, Monumen Lapandoso ini kerap menjadi daerah kunjungan wisata religi masyarakat, baik pada saat liburan panjang maupun hari hari libur biasa seperti hari minggu. Pengunjungnya pun bukan hanya masyarakat dari Tana Luwu, juga berdatangan wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA:

Palopo Jadi Titik Persinggahan Kapal Pesiar Silver Cloud, Ratusan Wisman Disambut Hangat

Untuk sampai dilokasi ini juga tidak sulit. Dari jalan trans Sulawesi tepatnya ibu kota kecamatan Bua, terpampang gerbang memasuki desa Pabbaresseng yang merupakan tempat monumen tersebut, pengunjung dapat menempuh jalur sungai dengan menggunakan perahu Katinting (motorboat) atau dengan jalan kaki menyusuri tempat tersebut disepanjang pematang tambak.

Dari kejauhan, terlihat Monumen Lapandoso mulai nampak dengan Kubah putih, bergaris biru terlihat berdiri dibibir pantai disekitarnya terdapat tumbuhan bakau dengan burung-burung air, kerang laut, Ikan dan kepiting sebagai pengaya dari monumen Lapandoso dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter.

Meski hanya berupa bangunan kubah kecil saja, namun pengunjung setiap saat cukup banyak, pasalnya dengan nilai religiusnya Lapandoso dijadikan tempat rekreasi masyarakat Kabupaten Luwu yang dapat dijangkau dengan alasan mengenang pendaratan Pertama Khatib Datok Sulaiman sang pembawa Agama Islam di Tanah Luwu tahun 1605 M.

Saleh warga setempat mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu sejak Kabupaten Luwu masih beribukota di Palopo, kegiatan seperti peringatan Napak Tilas mengenang pendaratan Datok Sulaiman diadakan disini dan diteruskan ke makam Tandi Pau di Assallangnge.

“Peringatan Napak Tilas beberapa kali diadakan disini, dan dihadiri sejumlah pejabat seperti PA Tenriadjeng, Basmin Mattayang, Andi Nur Palullu dan sejumlah pejabat dari Makassar,” jelasnya.

Sayangnya ikon sejarah budaya religi Tana Luwu ini sepertinya tak terurus, pondok pengunjung mulai rusak dinding dan pintunya, dan Monumen Lapandoso juga kelihatan miring dan kotor. (Amran Amir/b)

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Kepala Daerah se-Tana Luwu Bertemu Wali Kota dan Kapolrestabes Makassar, Bahas Isu Ketegangan Mahasiswa

Bus Seruduk Truk Tangki di Luwu, Tiga Orang Luka Serius

TP-PKK Luwu Imbau Warga Manfaatkan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga

Besok, Ratusan Joki Bala-Bala Siap Adu Kecepatan di Sungai Malili

Begini Sejarah Panjang Pemberian Gaji ke-13 ke ASN dan Pensiunan

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Di Demo, PT Vale Padamkan Listrik
Next Article Kuburan Batu Lemo Diprioritaskan Sebagai Objek Wisata Andalan
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?