Sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Timur tiba-tiba berubah menjadi gelp gulita lantaran listrik yang mengaliri ke ribuan rumah di Lutim padam. Pemadaman listrik ini terjadi sejak Jumat (28/9/12) sekitar pukul 15.00 Wita, hingga pukul 03.00 Wita dini hari tadi.
Informasi yang dihimpun Luwuraya.com menyebutkan wilayah yang mengalami pemadaman total meliputi Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, sebagian besar Kecamatan Malili, Angkona, Tomoni, Mangkutana, Tomoni Timur dan Kecamatan Kalaena.
Manajer PLN Rayon Malili, Suhardi, menyebutkan padamnya listrik disebabkan terputusnya suplai daya dari system PT Vale Indonesia.
“Suplay listrik dari PLN tetap menyala untuk sebagian pelanggan di Kota Malili, Wotu dan Burau karena menggunakan PLTD. Untuk Kota Malili disuplai dari PLTD Malili, sementara kecamatan Wotu dan Burau disuplai dari PLTD Cakkaruddu, Luwu Utara,” ungkap Suhardi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Nico Kanter dalam siaran persnya yang diterima Luwuraya.com Jumat malam (28/9/12) tadi mengatakan manajemen perusahaan terpaksa melakukan shut down (penghentian total) pada fasilitas PLTA Balambano, Kecamatan Wasuponda, akibat terganggunya proses produksi PT Vale oleh aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok masyarakat Balambano, yang menamakan diri mereka forum Pembaharuan Pemberdayaan Masyarakat Desa Balambano (FPPMBD).
“Tindakan pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke ruang operator (control room) di PLTA Balambano sangat membahayakan aktivitas produksi dan juga telah mengancam keselamatan karyawan yang ada di sana,” sebut Nico dalam siaran persnya.
Menurut Nico, manajemen perusahaan prihatin dan sangat kecewa dengan tindakan para pengunjuk rasa yang dengan sengaja melanggar hukum dengan pemaksaan memasuki fasilitas PLTA Balambano tanpa memperdulikan keselamatan karyawan yang sedang bertugas serta keselamatan masyarakat lain.
“Mereka seolah-olah meniadakan makna dialog, diskusi dan konsultasi yang sejak awal terus berlangsung dengan difasilitasi oleh pemerintah setempat dengan mereka,” tambah Nico.
“Kami terpaksa mengambil keputusan untuk menghentikan melanjutkan penghentian operasi PLTA Balambano ini demi keamanan dan keselamatan karyawan kami juga masyarakat lainnya.”
Dari pantauan Luwuraya.com, Aksi unjuk rasa FPPMBD dimulai sejak hari Rabu, (26/9/12) lalu, hingga Jumat, (28/9) sore kemarin.
Dalam aksinya, demonstran memprotes proses penerimaan karyawan di PT vale Indonesia, pelaskanaan Program Pelatihan Industri (PPI), pemberian beasiswa, dan bantuan pengobatan perusahaan yang dinilai diskriminatif.
Sejumlah pertemuan sudah dilakukan dipimpin oleh aparat pemerintah setempat, namun tidak disetujui demonstran. Puncaknya terjadi pada Jumat (28/9/12) kemarin, dimana puluhan demonstaran yang dimotori ibu rumah tangga memasuki areal PLTA Balambano dengan memanjat pagar pembatas.
Sebagaian demonstran masuk ke areal PLTA dengan menyisir lokasi pegunungan. Sejumlah security dan aparat kepolisian yang berjaga di sekitar areal PLTA Balambano tak mampu membendung kemarahan massa yang terus meringsek hingga ruang operator PLTA.
Aksi massa terhenti setelah Kapolres Luwu Timur, AKBP Andi Firman turun langsung ke lokasi dan melakukan dialog dengan coordinator massa. (b)
Aco