Kecamatan Mappedeceng memang dikenal sebagai sentra budidaya madu trigona. Madu yang terkenal dengan segala khasiatnya ini rencananya akan dilakukan panen perdana pada bulan April 20014 mendatang. Rencana ini diungkapkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wilayah Binaan Desa Harapan, Sulastri, kepada media ini, Selasa (28/1/14) kemarin.
“Untuk memperkenalkan Desa Harapan Kecamatan Mappedeceng sebagai sentra madu trigona, insya ALLAH, saya bersama peternak tawon klenceng, sekaligus pembudidaya madu trigona, Pak Raniari, yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Adel I, rencananya akan melakukan panen perdana pada April mendatang, dengan mengundang instansi terkait, seperti Dinas Hutbun, BKP3, dan Dinas Pertanian. Besar harapan kami kalau pemanenan ini juga bisa dihadiri Bupati dan Wakil Bupati,” ungkap Sulastri.
Menurut Sulastri, pengembangan madu trigona di wilayahnya belum terekspos dengan baik, padahal potensi madu trigona di sana sangat bagus dan sangat menjanjikan. Itulah sebabnya dirinya berniat melakukan promosi agar madu trigona bisa lebih dikenal lagi, dengan cara melakukan panen perdana madu trigona.
“Selama ini belum ada yang melakukan panen perdana madu trigona. Nah, kami akan mencoba hal itu dengan harapan bahwa desa kami dikenal sebagai sentra madu trigona. Itu salah satu keinginan saya sebagai PPL di Kecamatan Mappedeceng,” ujar Sulastri.
Dia menambahkan, lebah trigona yang dibudidayakan Poktan Adel I sangat bermanfaat bila ditinjau dari segi medis karena lebah klanceng yang dipelihara warga adalah lebah yang bisa juga menghasilkan propolis, selain madu tentunya.
“Selama ini kita hanya mengenal produk yang dihasilkan lebah itu hanya madu saja. Padahal banyak produk lain yang dihasilkan dari lebah jenis ini. Salah satunya adalah propolis, yaitu sebuah zat anti bakteri, jamur dan virus. Propolis ini sangat kaya manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh serta madunya sendiri bisa mengobati beberapa jenis penyakit seperti gula, batuk-batuk dan panas pada anak,” jelas Sulastri lagi.
Masih Sulastri, selain propolis dan madu, lebah ini juga menghasilkan bibret/beepollen/tepung sari, royal jelly atau makanan ratu serta mengandung multivitamin. Sehingga kandungan atau produk dari lebah jenis ini sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
“Bibret atau tepung sari yang nabilang orang tahinya itu, berbentuk seperti kapsul, halus dan ringan, sangat bermanfaat sebagai obat kuat, baik untuk wanita maupun laki-laki. Kenapa? Karena satu biji bibret itu mengandung 40 butir telur ayam,” terang Sulastri lagi.
Setelah secara detil menjelaskan manfaat dari lebah dan madu trigona ini, Sulastri kembali menegaskan bahwa dirinya akan berupaya dan bekerja secara cerdas untuk memperkenalkan madu trigona yang dibudidayakan anggota kelompok tani di wilayahnya supaya bisa lebih dikenal lagi, dan bermanfaat bagi semua orang.
Salah satunya akan melakukan panen perdana. Apalagi, katanya, anggota poktan lain sudah banyak yang mengikuti dengan melakukan budidaya madu trigona, di samping tentunya klon-nya yang memang sudah banyak pula.
“Insya Allah, saya akan berupaya bagaimana madu trigona di tempat saya ini bisa terkenal, salah satu cara yang akan saya rancang ke depannya adalah melakukan panen perdana pada bulan April mendatang. Karna memang sudah banyak klon-nya, dan anggotanya yang sudah banyak yang mengikuti dengan melakukan budidaya madu trigona ini,” pungkas Sulastri.