Wali Kota Palopo, Judas Amir meminta kepada seluruh muballig se-Kota Palopo untuk tidak membawa ceramah agama yang berbau politik, terutama dalam ceramah di sholat tarawih di bulan puasa tahun ini. Pasalnya, Judas menilai, Masjid bukanlah tempat dan sarana untuk berpolitik dan muballig harus menjadi contoh yang baik dalam memberikan ketauladanan berpolitik kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Judas saat bertemu dengan Ratusan Muballig se-Kota Palopo dalam rangkaian acara sosialisasi Pemilu Presiden RI yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo, di Auditorium SaokotaE, siang tadi.
Menurutnya, momentum Pilpres yang bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan dirharapkan dapat melahirkan pemimpin yang terbaik bagi bangsa ini, dan kiranya hal itu tidak dikotori dengan tindakan-tindakan yang negatif.
“Pada momentum tertentu para muballigh diyakini menjadi figur yang sangat berpengaruh terhadap opini masyarakat. Utamanya pada momen bulan suci Ramadan. Namun, kiranya hal ini tidak dimanfaatkan oleh muballig untuk mengarahkan opini masyarakat terhadap capres pilihannya. Biarlah dalam ceramah agama itu kita fokus untuk meningkatkan kualitas iman dan pemahaman akan Islam. Jangan jadi juru kampanye di masjid,” imbau Judas.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua KPU Kota Palopo Haedar Jidar. Menurutnya, pemanfaatan masa di bulan suci ramadhan ini, bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran kampanye, tidak terkecuali di tempat ibadah.
“Namun untuk para muballigh diharapkan jangan sampai mengucapkan nama salah satu calon presiden pada saat membawakan ceramah ramadhan,” ujar Haedar.
Menurutnya, tanpa menyebut nama salah satu calon presiden tentunya tidak akan mengurangi bobot materi ceramah yang akan dibawakan oleh para Mubalig, karena pemahaman dalam Islam masih sangat luas dan banyak materi yang lebih baik disampaikan pada momen bulan suci Ramadan.