Ratusan mahasiswa asal Kabupaten Luwu Utara mendesak Kapolda Sulselbar untuk mencopot Kapolres Luwu Utara dari jabatannya. Pasalnya, mereka menilai kepolisian setempat tidak serius dalam menangani sejumlah persoalan konflik di daerah itu sehingga terkesan berlarut-larut. Selain itu, mereka menilai Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dibawah kepemimpinan arifin Junaidi, tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan sejumlah konflik di daerah itu.
Pantauan luwuraya.com, aksi ini dilakukan mahasiswa dengan menggelar long march menuju ke kantor Bupati Luwu Utara, dengan membentangkan sebuah spanduk bertuliskan ‘Luwu Utara Berduka, Copot Kapolres Luwu Utara’. Akibat aksi long march ini, arus lalu lintas di jalan trans Sulawesi sempat mengalami kemacetan.
Saat tiba di Kantor Bupati Luwu Utara, mahasiswa pun bergantian melakukan orasi menyuarakan aspirasi mereka. Sayangnya, mahasiswa yang mendesak untk bertemu dengan Bupati Luwu Utara tidak terwujud keinginannya. Pasalnya, Bupati sedang tidak berada di tempat.
Dalam aksinya mahasiswa mengecam pemerintah yang dinilai cenderung memelihara konflik, karena hingga saat ini konflik antar daerah di Luwu Utara tidak reda justru makin bertambah. Mereka menuntut agar pemerintah segera meredam konflik yang tengah terjadi, dan menuntut Kapolres Luwu Utara AKBP Hery Marwanto segera dicopot, karena dinilai gagal dalam menyelesaikan konflik yang berlarut larut di daerah tersebut.
Koordinator aksi, Imran Andi Lukman mengatakan sebanyak enam kecamatan yang hingga kini terus berkonflik seperti Kecamatan Bonebone, Masamba, Mappedeceng, baebunta, Sabbang,dan Malangke. Ironisnya, sejumlah konflik yang terjadi disebabkan karena persoalan yang sepele, sehingga membesar menjadi konflik antar kelompok.