Muhammad Arif Mansur (16) salah seorang siswa kelas tiga SMAN 1 Belopa dipukuli Firman yang diketahui guru biologi disekolah tersebut hingga mengakibatkan dua tulang rusuk siswa ini patah.
Informasi yang dihimpun, penganiayaan ini terjadi, Selasa (25/11/14) kemarin. Saat itu, korban mengalami muntah darah sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa. Sementara dari hasil visum dokter menyebutkan jika dua tulang rusuk korban patah akibat terkena pukulan.
Nuraini, ibu kandung korban mengatakan jika sebelumnya anaknya (Arif) menyembunyikan kejadian ini. “Arif muntah darah sehingga saya desak untuk mengaku ternyata Arif sudah dipukuli gurunya,” ungkap Nuraini kepada awak media, Jum’at (28/11/14).
Dirinya menyayangkan sikap premanisme yang dilakukan oknum guru tersebut sehingga dirinya meminta kepada aparat kepolisian agar menghukum pelaku penganiayaan ini dengan setimpal.
“Saya berharap agar polisi memberikan hukuman setimpal dan pihak sekolah harus bertanggung jawab terhadap kejadian ini,” ungkap Nuraini saat berada diruang inap anaknya.
Ditempat yang sama, Arif mengaku tidak mengetahui penyebab pemukulan ini. ” Saya tidak tahu kenapa Pak guru pukuli saya, mungkin guru mengira saya terlibat dalam masalah perkelahian teman,” ungkap Arif.
Anehnya, pihak sekolah telah mengancam korban untuk tidak mengadukan kejadian ini ke aparat kepolisian. “Saya diancam akan dikeluarkan di sekolah kalau saya melapor ke Polisi,” ungkap Arif.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Luwu, AKBP Alan Gerrit Abast meminta agar kasus ini segera diproses. “Jangan sampai menimbulkan trauma pada siswa lainnya, juga menghindari tindakan balas dendam dari keluarga korban,” kata Alan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Belopa, Syahrun yang coba dikonfirmasi awak media melalui via telepon tidak berhasil handponenya dalam keadaan tidak aktif.




