Bencana kekeringan yang dibawa El-Nino menyebabkan sebanyak 25 hektar sawah di Kota Palopo mengalami gagal panen alias puso.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Masjaya mengatakan berdasarkan laporan dari Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman wilayah pengamatan Wara Selatan tentang laporan khusus keadaan kekeringan dikatakan bahwa hingga hari ini telah dilaporkan 25 Ha lahan sawah yang dikategorikan puso. 25 hektar sawah itu berada di wilayah Kecamatan Wara Selatan dan Telluwanua.
“Harapan kami semoga segala upaya dan langkah antisipatif penanggulangan kekeringan dapat membuahkan hasil dan pertanaman padi yang ada dapat terselamatkan dari ancaman kekeringan karena memang sumber air yang sangat kurang,” ujar Masjaya.
Sementara itu, selain instansi pemerintah terkait pertanian yang berupaya mencegah agar puso tidak meluas, pihak TNI juga ikut serta melibatkan diri untuk mengatasipasi hal itu.
Komandan Kodim 1403 Sawerigading, Letkol Kav Cecep S mengaku telah mengintruksikan kepada seluruh Danramil dan babinsa di bawah jajarannya untuk ikut serta menjaga dan mengawal seluruh pintu air yang mengaliri persawahan milik petani.
Selain itu, juga diantisipasi untuk menghindari ulah nakal oknum tidak bertanggung jawab terkait distribusi air untuk kebutuhan pertanian. “Agar terhindar dari tangan jahil yang akan membuka tutup sendiri sehingga dapat menyebabkan tidak optimalnya pendistribusian dan juga dapat menyebabkan sengketa ditingkat petani pemakai air di lapangan,” ujar Cecep.




