Penjabat Bupati Luwu Timur, Irman Yasin Limpo mengakui kepemimpinan mantan Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma selama 12 tahun ini.
Pengakuan tersebut disampaikan None sapaan akrab Irman YL pada acara serah terima jabatan Bupati yang berlangsung di gedung Simpurusiang, Kecamatan Malili, Selasa (6/10/15).
Menurut None, sejak Andi Hatta memimpin Kabupaten Luwu Timur situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (kamtibmas) dalam keadaan kondusif. Ini juga tidak lepas dari dukungan dan kerjasama seluruh komponen masyarakat termasuk dukungan TNI dan Polri.
“Tentu kita semua tidak menginginkan kedamaian dan ketenangan Kabupaten Luwu Timur dirusak oleh fitnah, saling ejek, saling menjatuhkan, atau perilaku arogan lainnya. semua pihak saya minta untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang akan menodai pesta demokrasi ini,” ungkap Irman.
Pada Pilkada mendatang, kata None, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Aparat Pemerintah juga telah diingatkan agar menjaga netralitas dengan tidak terlibat langsung dalam kegiatan dukung mendukung dan menjadi tim sukses atau berkampanye untuk salah satu pasangan tertentu.
“Itu merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang No 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian, yang melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk terlibat dalam kegiatan politik praktis. Apalagi sanksi hukumnya sangat jelas,” kata None.
Dihadapan para undangan, None mengaku bersyukur dan berbangga karena Luwu Timur telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam beberapa lomba seperti, dua Puskesmas di Luwu Timur yakni Puskesmas Malili dan Puskesmas Mahalona mewakili Provinsi Sulawesi Selatan dalam lomba Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berprestasi tingkat Nasional. Puskesmas Malili mengikuti kategori Perkotaan, sementara Puskesmas Mahalona masuk kategori wilayah terpencil.
Petugas pengamat dan juru irigasi Kabupaten Luwu Timur, Abd Rahman dari ranting bendung Kalaena terpilih menjadi juara satu pada perlombaan petugas Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teladan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada Bulan Juni 2015 lalu.
Dengan prestasi itu, maka Pengamat dan juru ini, sekaligus mewakili Kabupaten Luwu Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan pada penilaian lomba pengamat dan juru jaringan irigasi teladan tingkat nasional.
Pertumbuhan Ekonomi Luwu Timur, lanjut None, perjalanan 12 tahun Luwu Timur telah melewati banyak fase-fase kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang dinamis, yang syarat peluang sekaligus tantangan. Kebersamaan yang telah dibina selama ini telah mampu membangun jati diri masyarakat Luwu Timur yang tangguh, toleran dan bermartabat.
“Ini terlihat jelas dengan capaian dari Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Berdasarkan Data Terkini BPS tahun 2013 mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita meningkat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Luwu Timur mencapai 73,96, capaian ini pula yang memposisikan Luwu Timur berada diatas IPM Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 73,28 dan IPM Nasional sebesar 73,81. Ini menunjukkan hasil kerja yang positif dan harus tetap kita pertahankan dan kita lanjutkan,” kata None.
Selain itu, pertumbuhan perekononian di Luwu Timur baik dengan maupun tanpa tambang, memposisikan Luwu Timur dengan Income Perkapita Tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu dengan income perkapita masyarakatnya tertinggi di seluruh sulawesi selatan mencapai Rp41 juta per orang.
Dari seluruh wilayah di Sulawesi Selatan, kata None, rata-rata income perkapita masyarakatnya hanya mencapai Rp23 juta per orang, sementara untuk Luwu Timur sendiri telah mencapai Rp41 juta perorang.
“Kurang lebih 5 tahun lalu, income perkapita Sulawesi Selatan hanya mencapai 8 juta perorang dan saat ini meningkat mencapai 23 juta perorang sementara Luwu Timur dari 15 juta perorang, kini mencapai 41 juta perorang. Ini luar biasa,” ungkap None dihadapan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.
Demikian pula Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan data BPS terkini, PDRB Luwu Timur meningkat dari tahun 2012 sebesar Rp4.807.753,02 menjadi Rp5.270.482,68 pada tahun 2013, dan tentu ini akan berdampak bagi Laju Pertumbuhan Enokomi yang semakin meningkat pula dimana Laju Pertumbuhan Dengan Tambang pada tahun 2012 sebesar 4,97 persen pada tauhn 2013 meningkat menjadi 9,62 persen dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Tambang pada tahun 2012 sebesar 7.95 persen pada tahun 2013 meningkat menjadi 9.78 persen.
“Kita Patut bersyukur bahwa segala upaya yang telah kita lakukan untuk mengintensifkan pembangunan pertanian telah memberikan dampak yang positif bagi kinerja pembangunan pertanian di Luwu Timur ini,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang ada, luas areal tanam komoditas padi di kabuapten Luwu Timur pada tahun 2014 seluas 38.422 Ha, Luas Panen 37.908 Ha dengan jumlah Produksi 269.842,10 ton Gabah Kering Panen (GKP) dan Produktivitas rata-rata 7,12 ton per hektare terdapat kenaikan produktivitas dari tahun 2013 yakni rata-rata 6,84 ton/ha menjadi 7,12 ton per hektare di tahun 2014.
Untuk komoditi jagung luas tanam 3.740 ha, luas panen 3.960 ha, produksi 22.684,53 ton dan produktifitas rata-rata 5,73 ton per hektare.
“Dengan peningkatan Produksi dan produktivitas ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sehingga kehidupan petani dapat semakin sejahtera, dan Luwu Timur menjadi salah satu lumbung padi di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.




