Peringatan Hari Ulang Tahun Luwu ke 748 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke 70 dipusatkan di Malili ibukota Kabupaten Luwu Timur.
Kesepakatan bersama setiap tahun diadakan bergantian dibukota Kabupaten dan Kota se Tana Luwu dan akan bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Gubernur Sulawesi Selatan.
Momentum memperingati Hari Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946 merupakan kilas balik patriotisme rakyat Luwu menghadapai penjajah.
Abdul Madjid Tahir mengenang Ultimatum Rakyat Luwu yang ditandatangani oleh, Andi Djemma Datu Luwu sebagai Kepala Pemerintahan RI Afdeling Luwu, M. Yusuf Arif Ketua Pertahanan Rakyat Luwu dan, Kiai Haji M. Ramly Kadhi Luwu sebagai keberanian luar biasa.
Yang patriotik Karena ditempat lain bangsa Indonesia yang selalu diberi Ultimatum termasuk prolog peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.yang dijadikan hari Pahlawan Nasional.
Sedangkan di Palopo Rakyat Luwu yang memberi Ultimatum kepada Penjajah.
Ultimatum yang dikeluarkan di Palopo 2 hari sebelumnya berbunyi,
1). Dalam tempo 2 x 24 jam pasukan pasukan Australia, dan Belanda, harus memerintahkan kepada pasukan KNIL yang berkeliaran di dalam dan di luar kota Palopo, agar segera menarik seluruh anggota-anggotanya bersama senjata-senjatanya masuk kedalam tangsi.
2). Keamanan tetap dalam tangan PRI Luwu sesuai agreement dengan komandan kontingen Australia Way Wright.
3). Jika sampai batas tempo itu tidak diindahkan oleh yang bersangkutan, maka ketertiban dan keamanan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Karena rakyat Luwu tidak dapat mentolerir kekejaman-kekejaman, kebiadaban-kebiadaban pasukan KNIL yang telah sering terjadi di dalam dan diluar kota Palopo”.
Karena Ultimatum dari Rakyat Luwu ini tidak diindahkan oleh pasukan Australia dan Belanda, maka pada tanggal 23 Januari 1946 lewat tengah malam terjadi serangan total terhadap tangsi KNIL dan Australia di kota Palopo maka perang berkecamuk.
Abdul Madjid Tahir Mantan Ketua Umum PP IPMIL awal tahun80-an yang mengikuti Upacara sederhana bersama para Pengurus PB KKLR di depan Sekretariat di Makassar mengharapkan jiwa patriotisme para pejuang pendahulu kita perlu dihayati dan dijadikan motivasi untuk membangun Tana Luwu kedepan.